Bulan Sya’ban dan Berbagai Fenomena di Dalamnya

AMC - Sya’ban merupakan bulan ke-8 dalam kalender Hijriah. Bulan yang berada di antara dua bulan yang sangat mulia di sisi Allah Swt. yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwasanya Sya’ban adalah bulan Nabi Muhammad Saw., karena pada bulan tersebut beliau mensunahkan dirinya untuk puasa. Bahkan dalam penjelasan lain, Rasulullah Saw. tidak pernah dalam satu bulan melaksanakan ibadah puasa sunah lebih banyak dibandingkan dengan bulan Sya’ban.

Sya’ban juga termasuk dalam kategori bulan yang mulia dan memiliki keberkahan yang agung. Bahwa pada bulan tersebut, Allah Swt. mengagungkannya dengan berbagai fenomena-fenomena besar. Sehingga semua umat manusia secara umum dan kaum muslimin secara khusus dapat mengambil hikmah dan pembelajaran di dalamnya.

Lantas, apa sajakah fenomena-fenomena besar yang terjadi pada bulan Sya’ban yang menyebabkan bulan tersebut memiliki berbagai macam keutamaan? Berikut penjelasannya:

1. Sya’ban adalah Bulan Dipindahkannya Kiblat Dari Baitul Maqdis Ke Ka’bah

Pada masa Nabi Muhammad Saw. menjadi rasul, Allah Swt. pernah memerintahkan Nabi-Nya dan umat Islam untuk shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Dengan perintah tersebut, Rasulullah Saw. shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama kurang lebih satu tahun lima bulan.

Sayyid Muhammad Alawi rahimahullah mengatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan waktu dipindahkannya kiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Ka’bah. Ketika itu, nabi Muhammad Saw. menunggu peristiwa perpindahan tersebut dengan penuh pengharapan. Setiap hari beliau senantiasa menengadahkan pandangan ke langit mengharapkan turunnya wahyu dari Allah Swt.

Sehingga pada akhirnya Allah Swt. menurunkan suatu ayat yang memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk shalat menghadap ke Ka’bah kembali,

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَه ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤

Artinya: “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab41) benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 144)

2. Sya’ban adalah Waktu Pengangkatan Catatan Amal Ibadah

Imam An-Nasa’i meriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra. bahwasanya ia bertanya kepada nabi Muhammad Saw., “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan yang lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban, mengapa?” Rasulullah Saw. menjawab, “Pada bulan Sya’ban, sebagian umat manusia melalaikannya di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal pada bulan tersebut, catatan amal ibadah manusia diangkat kepada Allah Swt. dan aku senang ketika amal ibadahku diangkat, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” )HR. An-Nasa’I no. 2357)

Sebetulnya, amal perbuatan manusia ini diangkat (dilaporkan) kepada Allah Swt. ada yang sifatnya harian, ada pula yang mingguan dan ada juga yang tahunan. Pengangkatan mingguan, terjadi pada hari Senin dan Kamis )HR. Tirmidzi no. 747). Kemudian, pengangkatan tahunan terjadi pada malam Lailatul Qadar dan malam Nisfu Sya’ban.

3. Sya’ban adalah Waktu Penetapan Takdir Makhluk

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra. bahwasanya ia bertanya kepada nabi Muhammad Saw. perihal puasanya pada bulan Sya’ban yang menyeluruh.

عن عائشة رضي الله عنها أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كان يصومُ شعبانَ كله قالت: قلت: يا رسول الله! أَحبُّ الشهور إليك أن تصومه شعبانُ؟ قال إن ‌الله ‌يكتبُ ‌فيه ‌على ‌كل ‌نفسٍ مَيْتَةَ تلك السنة، فأحب أن يأتيني أَجلي وأنا صائم رواه أبو يعلى، وهو غريب، وإسناده حسن

Artinya: Dari Aisyah ra. bahwasanya nabi Muhammad Saw. berpuasa pada bulan Sya’ban keseluruhannya, Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah bulan Sya’ban merupakan bulan yang engkau suka untuk melaksanakan puasa?” Rasulullah Saw. menjawab, “Sesungguhnya Allah Swt. menetapkan pada bulan Sya’ban ajal setiap makhluk yang hendak meninggal dunia tahun itu. Maka aku senang, ketika ajalku ditetapkan, sedangkan aku berpuasa.” (HR. Abu Ya’la no. 4911)

4. Sya’ban adalah Bulan Bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Al-Qastalani rahimahullah menukil sebuah pendapat dalam kitab Al-Mawahib al-Laduniyah, bahwasanya sebagian ulama berpendapat, kalau bulan Sya’ban merupakan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. sebab ayat anjuran shalawat kepada Nabi Saw. turun pada bulan tersebut. Ayat itu tercantum dalam surah Al-Ahzab ayat 56.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Demikian juga Syekh Ahmad Al-Hijazi dalam kitab Tuhfah al-Ikhwan menukil pendapat dari Ibnu Abi Shaif al-Yamani, bahwasanya ayat anjuran shalawat diturunkan pada bulan Sya’ban.

5. Sya’ban adalah Bulan Al-Qur’an

Ibnu Rajab dalam kitabnya, Lathaif al-Ma’arif menjelaskan bahwasanya, pada bulan Sya’ban itu seperti awal bulan Ramadhan, disyar’atkan pada bulan Sya’ban sebagaimana halnya disyari’atkan puasa dan membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebagai bentuk persiapan, melatih diri dengan aktivitas tersebut untuk ta’at kepada Allah dalam rangka untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

عن أنس قال :كان ‌المسلمون ‌إذا ‌دخل ‌شعبان انكبوا على المصاحف فقرؤها وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان

Artinya: Dari Anas, ia mengatakan, “Kaum Muslimin apabila memasuki bulan Sya’ban, mereka menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an dan mengeluarkan zakat harta sebagai bantuan untuk kaum dhu’afa dan miskin untuk menyambut puasa Ramadhan” (Ibnu Rajab dalam kitab Lathaif al-Ma’arif fii maa limusasim al-‘Am min al-Wazhaif, hal. 135)

Demikianlah fenomena-fenomena yang terjadi pada bulan Sya’ban. Sebenarnya masih banyak lagi fenomena istimewa yang terjadi di bulan agung tersebut. Wallahua’lam.

Kontributor: Muhaimin Yasin

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :