Menggapai Berkah di Malam Nisfu Sya’ban

AMCSiapa yang tidak mengenal malam Nisfu Sya’ban, sebuah malam agung dan penuh keberkahan. Pintu ampunan terbuka lebar, waktu mustajab untuk berdo’a, masa pembebasan dari siksa api neraka dan lain sebagainya. Semua itu merupakan sebagian kecil dari keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh malam Nisfu Sya’ban.

Tentu saja, sebagai seorang muslim yang budiman sangat rugi apabila malam tersebut berlalu begitu saja tanpa adanya tabarrukan (menggapai berkah) dengan cara beribadah kepada Allah Swt dengan sungguh-sungguh.

Beraneka ragam cara untuk menggapai keberkahan di malam yang sangat mulia tersebut. Ulama telah menuliskan dalam kitab-kitab mereka secara rinci, menjelaskan landasan dasar manfa’at dari menghidupkan malam Nisfu Sya’ban.

Anjuran Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban

Di dalam sebuah riwayat dari baginda Nabi Muhammad Saw, beliau menjelaksan tentang anjuran menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebab pada malam tersebut Allah Swt turun untuk menengok hambanya sejak tenggelamnya matahari di malam tersebut sampai tiba waktu fajar.

عن عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، ‌فَقُومُوا ‌لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ"

Dari Ali bin Abi Thalib ra., ia mengatakan, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah kalian (shalat) di waktu malamnya, kemudian berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya, Allah Swt. turun pada malam Nisfu Sya’ban, setelah tenggelamnya matahari ke langit dunia, sembari berkata, “Siapa saja yang memohon ampun kepadaku, nicaya akan aku ampuni. Siapa saja yang memohon rizki, niscaya aku akan memberikan ia rizki. Siapa saja yang meminta sesuatu, niscaya aku akan kabulkan hajatnya.” Sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah no. 1388)

عن معاذ بن جبل –رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من ‌أحيا ‌الليالي الخمس وجبت له الجنة، ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة النصف من شعبان"

Dari Mu’adz bin Jabal ra., ia berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa saja yang menghidupkan 5 malam, maka wajib baginya surga: 1) malam Tarwiyah, 2) malam ‘Arafah, 3) malam Idhul Adha, 4) malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Asbahani, At-Targib wa At-Tarhib, Kairo: Darul Hadits, juz 1, hal. 248)

Ragam Nama Indah Malam Nisfu Sya’ban

Dibalik keistimewaan yang dimiliki oleh malam Nisfu Sya’ban, ternyata terdapat nama-nama spesial yang disematkan oleh para ulama untuk menggambarkan keutamaan yang terkandung dalam malam tersebut.

1. Malam Keberkahan

Abu al-Abbas bin ‘Atha’ mengatakan bahwasanya malam Nisfu Sya’ban dinamakan juga dengan malam keberkahan. Karena pada malam tersebut malaikat turun ke bumi untuk menebar kebaikan dan jaraknya dengan manusia amat dekat.

Dalam riwayat lain juga diterangkan,

عن عائشة قالت: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "‌يَسُحّ ‌الله ‌الخير في أربع ليال سحًا ليلة الأضحى والفطر وليلة النصف من شعبان تنسخ فيها الآجال والأرزاق ويكتب فيها الحج وفي ليلة عرفة إلى الآذان

“Dari ‘Aisyah, ia berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: Allah Swt. mengucurkam kebaikan pada empat malam: Malam Idul Adha, malam Idhul Fitri, malam Nisfu Sya’ban yang padanya ditetapkan (mencabut) ajal, rizki dan dituliskan haji, serta malam ‘Arafah sampai adzan (terbit fajar).”  (Ahmad bin ‘Ali, Zahra al-Firdaus, Dubai: Jam’iyah Dar al-Bir, juz 7, hal. 605)

2. Malam Pembagian dan Pentakdiran

عن راشد بن سعد قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "فِيْ لَيْلَةِ النصْفِ مِنْ شَعْبانَ ‌يُوْحِيْ ‌اللهُ ‌إِلَىْ ‌مَلَكِ ‌الْمَوْتِ بِقَبْضِ كُل نَفْسٍ يُرِيْدُ قَبْضَها فِيْ تِلْكَ السَّنَةِ"

Dari Rasyid bin Sa’d, ia mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Pada malam Nisfu Sya’ban, Allah Swt. mewahyukan kepada malaikat maut untuk mencabut ajal setiap yang bernyawa yang telah ditetapkan waktunya di tahun tersebut.” (Ad-Dainuri, Al-Majalisah wa Jawahir al-Ilm, hal. 164)

3. Malam Penghapusan Dosa

As-Syarnubali dalam kitab, Maraqi al-Falah Syarh Nur al-Idhah menjelaskan, bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban adalah waktu penghapusan dosa selama setahun (yakni, apabila dihidupkan dengan amal ibadah), kemudian malam Jum’at adalah waktu penghapusan dosa selama seminggu dan malam Lailatul Qadar adalah waktu penghapusan dosa seumur hidup. (As-Syarnubali, Maraqi al-Falah Syarh Nur al-Idhah, hal. 151)

4. Malam Ijabah (do’a)

قَالَ الشَّافِعِيُّ: " وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي ‌خَمْسِ ‌لَيَالٍ، فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ"

Asy-Syafi’i berkata, telah sampai kepada kami (riwayat), bahwasanya dikatakan, “Sesungguhnya do’a itu mustajab pada lima malam: 1) malam Jum’at, 2) malam Idhul Adha, 3) malam Idhul Fitri, 4) malam pertama pada bulan Rajab, dan 5) malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, Beirut: Darul Kutub ‘Ilmiyah, juz 3, hal. 445)

5. Malam Hari Raya Para Malaikat

لما ذكره عبد الله طاهر بن محمد بن احمد الحدادى في كتابه عنوان المجالس فيما قيل: ان الملائكة فى السماء يلتي عيد كما ان المسلمين يعني من البشر يومي عيد. فعيد الملائكة ليلة البراءة يعنى ليلة النصف من شعبان و ليلة القدرو و عيد المؤمنين يوم الفطر و يوم الاضحى

“Abu Abdullah, Thahir bin Muhammad bin Ahmad al-Haddad menyebutkan dalam kitabnya, ‘Unwan al-Majalis, dikatakan, bahwasanya malaikat di langit memiliki dua malam hari raya, sebagaimana bagi kaum muslimin memiliki dua hari raya. Maka, rayanya para malaikat itu adalah malam al-Bara’ah (pembebasan) yaitu, malam Nisfu Sya’ban dan malam Lailatul Qadar. Sedangkan hari raya orang-orang yang beriman adalaha hari raya Idhul Fithri dan hari raya Idhul Adha.

Tata Cara Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban

Menurut Syekh Sayyid Muhammad Alwi ­rahimahullah terdapat perbedaan pandangan dari para ulama mengenai tata cara/kriteria dalam menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, namun ada 2 pandangan yang masyhur yaitu:

1. Bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban itu disunahkan untuk menghidupkannya secara berjama’aah di masjid. Sebab Khalid bin Ma’dan, Luqman dan ‘Amir (golongan tabi’in) mereka mengenakkan pakaian yang bagus, memakai minyak wangi, memakai celak, mendirikan shalat dan i’tikaf di masjid pada malam Nisfu Sya’ban.

2. Bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban, dimakruhkan berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya, kecuali dengan sendiri-sendiri. Ini pendapat Al-Auza’i

Kemudian, Syekh Muhammad Hasanain Makhluf (Mufti Mesir) berpendapat bahwa terdapat beberapa cara untuk menghidupkan malam nisfu sya’ban:

1. Bersholawat kepada nabi Muhammad Saw., sebab, dikatakan, bahwa pada malam Nisfu Sya’ban, Allah Swt menurunkan ayat anjuran bersholawat kepada nabi muhammad Saw. (Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alannabi…)

2. Membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristigfar.

3. Berdo’a

4. Shalat Tasbih

Demikianlah beberapa penjelasan terkait keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Semoga Allah Swt memberikan kepada kita ampunan dari segala dosa yang kita lakukan dan keberkahan hidup dunia dan akhirat, aamiin.

Wallahua’lam biisshawab

Kontributor: Muhaimin Yasin

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :