Majelis Dzikir dan Shalawat: Pengijazahan Puasa Daud dan Puasa Senin Kamis

AMC - Sabtu malam (4/3) acara Majelis Dzikir dan Shalawat Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta tuntas dilaksanakan dengan penuh khidmat. 

Kegiatan yang menjadi agenda bulanan ini berakhir, akan diliburkan kemudian dilanjutkan setelah bulan Ramadhan. Berlangsung di lapangan umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, para santri antusias mengikuti alur acara majelisan terakhir ini.

Acara Majelis Dzikir dan Sholawat episode akhir ini, diberengi dengan Majelis Ta'lim dan Pengijazahaan Umum oleh Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH. Ahmad Mahrus Iskandar.

Dalam Majelis Ta'limnya, KH. Ahmad Mahrus Iskandar menggunakan kitab Bidayah al-Hidayah karya Imam Ghazali sebagai panduan beliau untuk mengisi kajiannya kali ini. Dengan pokok pembahasan "Pentingnya Taubat". 

Beliau berpesan kepada seluruh hadirin dan hadirat untuk senantiasa bertaubat kepada Allah Swt dengan terus-menerus mengucapkan istigfar sebagaimana yang sering dilakukan oleh Rasulullah Saw seusai sholat. Dengan senantiasa mengucapkan istighfar maka Allah Swt akan menjauhkan siapa saja yang sering-sering mengamalkannya dari malapetaka dan musibah yang akan datang.


"Beristigfar kepada Allah, salah satu caranya adalah beristigfar ketika meminta kepada Allah Swt., maka dengan sering-sering beristigfar, niscaya Allah Swt. akan menjaga bangsa, daerah, keluarga kita dari segala marabahaya dan berbagai macam musibah." Tutur Kiai Mahrus Iskandar dengan nada semangat. Beliau juga mengutip firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an Surah al-Anfal ayat 33,

وَ مَا كَانَ الله لِیُعَذِّبَهُمْ وَ هُمْ یَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: "Dan tidaklah pula (Allah) mengazab mereka, sedangkan mereka memohon ampun."

Setelah menyelesaikan pengajiannya, beliau memberikan ijazah puasa Daud dan puasa Senin Kamis kepada jama'ah terkecuali para santri, karena mereka akan diberikan ijazah khusus.

Ijazah puasa yang dimiliki oleh KH. Ahmad Mahrus Iskandar ini, merupakan ijazah yang langsung diturunkan oleh ayahanda Beliau, KH. Noer Muhammad Iskandar. Menurut penuturan dari Kiai Mahrus, bahwa ayahnya telah puasa daud sejak masing mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Dengan membaca bismillah, alhamdulillah dan sholawat atas nabi Muhammad Saw. KH. Ahmad Mahrus Iskandar mengijazahkan puasa Daud dan puasa Senin Kamis kepada seluruh jamaah, diikuti dengan riuh suara "Qabiltu" dari para jamaah, menandakan penerimaan ijazah.

Selanjutnya, ada yang berbeda dari acara rutinan ini, perwakilan santri dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah cabang ikut memeriahkan juga. Yakni, Asshiddiqiyah 2, Batu Ceper, Tangerang, Banten dan Asshiddiqiyah 6, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Tidak lupa pula, setiap acara Majelis Dzikir dan Sholawat, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, mendatangkan tamu dari luar Pondok Pesantren untuk menyemarakkan kegiatan tersebut. Ada kalanya juga, dimeriahkan oleh pentas-pentas keislaman oleh para santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang berbakat. 

Ai Khodijah, seorang vokalis religi kelahiran Bandung, yang tergabung dalam grup musik gambus El-Mighwar, datang sebagai bintang tamu di acara bulanan ini. Dengan suara merdu senandung sholawatnya, ia mengiringi acara hingga usai. (Muhaimin Yasin)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :