Menteri Investasi Bukti Putra Pelosok Bisa Jadi Orang Besar

AMC- "Saya sengaja tidak mau bicara yang berat-berat, saya mau berbicara yang ringan-ringan saja." Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengawali percakapan di acara Dialog Nasional yang diadakan di Hall Basket GBK. Kamis, (03/03) 

"Saya berasal dari Papua. Dulu tidak ada listrik,  pergi sekolah SD berjalan kaki sejauh 4 km setiap harinya. Waktu itu saya bermimpi jadi orang kaya untuk agar saya bisa membuat lapangan pekerjaan untuk orang lain," sambung beliau. 

Beliau berkisah, bahwa dahulu beliau merupakan seorang kondektur angkot di terminal selama 3 tahun. Dan selama 2 tahun menjadi sopir angkot. 

Beliau mengimbuhkan, bahwa yang menjamin kualitas seorang siswa bukanlah tempat dimana ia bersekolah. Akan tetapi, siswa sendirilah yang membuat kualitas itu.


"Pak Jokowi berkata kepada saya, Mas Bahlil! jangan buat investasi hanya di pulau Jawa saja. Tapi juga di luar pulau Jawa, dari Aceh sampai Papua." ungkap beliau menceritakan percakapan dengan Pak Jokowi kala itu. 

Sejak saat itulah, beliau bertekad untuk membuat investasi di luar pulau Jawa lebih besar.

Sejak Indonesia merdeka sampai tahun 2020, investasi pulau Jawa lebih besar dari luar pulau Jawa. Investasi di Jawa sangat pesat. Karena itu, Presiden Jokowi  memerintah beliau untuk meratakan investasi di seluruh penjuru Indonesia. 

Dan akhirnya, di tahun 2020-2022 investasi di luar pulau Jawa lebih besar ketimbang di pulau Jawa. Hal ini diciptakan oleh pemerintah agar terbukanya lapangan pekerjaan yang merata.

Setelah kata motivasi yang beliau berikan, Menteri Investasi ini kemudian menjelaskan tentang bagaimana keadaan investasi di Indonesia. 

"Indonesia ini adalah negara besar, sejak tahun 2020 kita sudah melarang ekspor komunitas mentah, contohnya nikel, agar kita bisa menciptakan pabrik industri, tidak hanya mengandalkan barang dari luar.” tegas beliau. 

Ekspor Nikel di Indonesia pada tahun 2017- 2018 hanya 3,3 M. Setelah Ekspor Nikel berhenti diganti dengan yang lain, ekspor mencapai 27,2 M yakni hampir sepuluh kali lipat dari sebelumnya.

Pelajaran pentingnya, kita harus menyeimbangi Eropa dalam masalah ini. Negara Indonesia harus berdaulat membangun negerinya, dan berdiri di kaki sendiri. Agar bangsa lain segan kepada negara Republik Indonesia ini.

Demikian tegas Menteri asal Indonesia bagian Timur itu pada acara Dialog Nasional yang dihadiri oleh para mahasiswa, santri dan pejabat Kamis silam. (Fera) 
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :