Mengapa Kita Harus Menulis?


AMC - Menulis merupakan sebagai alat untuk mengingat suatu peristiwa yang telah terjadi. Selain itu juga, agar kita dikenang oleh orang lain dengan tulisan tersebut. 

Fiatuzzahro, penulis novel Hijrah Kayra yang pekan lalu berkesempatan mengisi Ngaji Literasi di Ma'had Aly Sa'iidusshiddiqiyah PP. Asshiddiqiyah Jakarta menyampaikan bahwa dengan menulis kita dapat mengabadikan peristiwa untuk dikenang dan untuk dijadikan pelajaran dalam hidup kita. Dengan menulis kita bekerja untuk keabadian, karena ketika kita sudah tiada, dengan apa lagi orang lain akan mengenal kita jika bukan dengan tulisan? Ya, tulisan menjadi salah satu cara memperpanjang umur manusia.

Nah selain itu, menulis juga dapat membantu manusia yang memiliki daya ingat lemah dan terbatas dalam menyampaikan pemikiran. Sehingga banyak para ulama terdahulu berkarya dengan tulisan dengan pemikirannya yang cemerlang. Banyak kitab-kitab mereka yang dijadikan rujukan sampai sekarang. Sebagaimana Imam Syafi’i rahimahullah berkata, bahwa:

الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ # قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
# Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Menulis juga bisa kita jadikan sebagai sarana dakwah, dengan kesan tidak menggurui. Misalkan melalui tulisan fiksi berupa novel  islami yang didalamnya kita sisipkan hal-hal positif. 

Lalu bagaimana caranya kita menulis? Pertama, tulislah apapun yang ada di pikiran, di hati, dan yang tidak bisa diungkapkan. Lalu yang kedua, istiqomah dalam menulis. Kedua poin ini sudah cukup kita jadikan senjata untuk berkarya melalui tulisan. 

(Mila - disarikan dari penyampaian Fiatuzzahro)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :