AMC - Gus
Nadirsyah Hosen meluncurkan bukunya Tafsir Al Qur'an di Medsos di Asshiddiqiyah Jakarta, Minggu (24/09).
Sebelum
diskusi buku dimulai, acara bertajuk Dzikir dan Launching Buku Tafsir Al Qur'an
Media Sosial ini diawali dengan pembacaan ratib al hadad dan shalawat oleh
seluruh jamaah. Diskusi yang dimoderator oleh Maman Suherman juga menghadirkan
Ridho Hafiedz, gitaris Slank; Anggia Emarini dan Gus Mahrus
Iskandar sebagai pembahas.
Buku ini
berisi tentang tafsir Al Qur'an dari hal-hal yang sering dibahas oleh orang
awam di media sosial.
"Sudah
waktunya para santri 'turun gunung' mengisi medsos, karena saat ini banyak yang
mengandalkan 'kyai google'," ungkap putra bungsu Kyai Ibrahim
Hosen ini.
Senada
dengannya, Kyai Noer dalam sambutannya mengatakan bahwa media sosial
akhir-akhir ini lebih berkuasa dibanding presiden. Oleh karena itu, daripada
media sosial menjadi tempat yang berisi banyak fitnah, tentu lebih baik diisi
dengan ilmu pengetahuan dan dakwah.
Selanjutnya,
Anggia berkomentar bahwa buku ini mengajak pembaca agar tidak bersifat seperti
minions . Yakni hanya menjadi pengikut tanpa memandang benar salahnya. Untuk
menangani fenomena ini, membumikan Al Qur'an di media sosial dirasakannya penting.
Berkaitan
dengan media dan seni musik, Ridho berpendapat bahwa keduanya bisa dijadikan
sarana dakwah, jika digunakan untuk menyampaikan kebaikan.
Gus
Mahrus pun mengingatkan para santri agar memahami terlebih dahulu ucapan orang
lain sebelum menyampaikannya kembali di media sosial.
"Tangan
ini yang bisa menjadi fitnah," tegasnya.
Mengenai
fenomena digital ini, Gus Mahrus menegaskan bahwa selain mengikuti perkembangan
teknologi, pesantren tetap menjadi dasar untuk melahirkan
orang-orang hebat.
"Itu
semua tidak mungkin hanya dakwah digital, kalau tidak benar-benar belajar di
pesantren," tegasnya. (LF)
0 komentar :
Posting Komentar