Peringatan Isra' Mi'raj dan Haul KH. Askandar ke- 56 di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta



AMC - Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta memperingati peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. yang berlangsung di Masjid Baitul Makmur, Masjid Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Acara tersebut, dibarengi dengan peringatan Haul al-Maghfurlah KH. Askandar yang ke-56, Haul Keluarga Asshiddiqiyah, Haul Keluarga Wakif dan Haul Keluarga Malang. Sabtu, (18/02) bertepatan dengan 27 Rajab 1444 H.

Khataman Al-Qur'an oleh para santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, mahasantri Ma'had Aly Sa'iidusshiddiqiyah Jakarta dan dewan asatidz menjadi rangkaian acara dalam kegiatan peringatan tersebut.

Selain itu, dilaksanakan pula pembacaan nama arwah keluarga Asshiddiqiyah, keluarga wakif yang diikuti dengan tahlilan dan do'a dipimpin langsung oleh Ust. Ali Adha dan Ust. Syauqul Muhibbin.

Momentum peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. disebutkan dalam sya'ir yang termaktub dalam kitab Aqidah al-Awam milik Syeikh Ahmad Marzuki:

و قبل هجراۃ النبي الاسرا من مكۃ لیلا لقدس یدری 
   وبعد اسراء عروج للسما حتی رای النبي ربا كلّما
من غیر كیف وانحصار وافترض علیه خمسا بعد خمسین فرض

"Sebelum Nabi Saw. hijrah, Ia melaksanakan Isra' (Perjalanan malam) dari Makkah ke Bait al-Maqdis (Palestina). Setelah itu, Nabi Muhammad Saw. Mi'raj ke langit sehingga melihat tuhan (Allah) yang berbicara tanpa diketahui bagaimana caranya dan tanpa batas. Kemudian, diwajibkan 5 Sholat setelah ditetapkannya 50 sholat."

KH. Endang Badarrahman selaku penceramah dalam acara tersebut mengatakan, "Sebelum Nabi Muhammad Saw. diperintahkan untuk melaksanakan Isra' dan Mi'raj, beliau diuji dengan cobaan yang berat, sering disebut sebagai 'amul huzni atau tahun kesedihan. Karena pada saat itu istri tercinta beliau Siti Khadijah meninggal dunia ditambah lagi dengan pamannya Abu Thalib."


"Suatu malam, ketika Nabi Muhammad sedang di rumah salah satu istrinya, beliau dibangunkan oleh malaikat Jibril, "Wahai Muhammad, bangunlah!" ketika Nabi Muhammad Saw. terbangun kemudian beliau dituntun oleh malaikat Jibril dan dikawal malaikat Mikail bersama malaikat Israfil. Nabi Muhammad Saw. memulai perjalanan Isra'nya dengan menunggangi kendaraan yang diberi nama Burak." lanjut beliau.

Sebelum sampai ke Palestina, Nabi Muhammad Saw. singgah di sumur Zamzam, kemudian dadanya dibedah oleh malaikat Jibril. Karena tempat singgahnya syaithon adalah hati, maka malaikat Jibril membersihkan hati Nabi Muhammad Saw. padahal sudah tentu hati seorang nabi itu ma'sum bersih dari hal-hal yang jelek. Setelah pembedahan, barulah Nabi Muhammad bersama Jibril berangkat ke Bait Al-Maqdis atau Masjid Al-Aqsa, Palestina. Peristiwa perjalanan malam itulah yang disebut sebagai peristiwa Isra'.

Ketika sampai di Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad Saw. mendirikan sholat sekaligus menjadi imam dan makmumnya adalah para nabi dan rasul sejak nabi Adam As., kemudian Nabi Muhammad Saw. bertanya kepada malaikat Jibril "Wahai Jibril, kenapa harus saya yang menjadi imam?" malaikat Jibril menjawab, "Engkau memang nabi dan rasul yang terakhir akan tetapi engkau yang paling utama dan karena engkau adalah imamnya para nabi"

Setelah rampung dari sholatnya, beliau beristirahat sejenak, kemudian disuguhkan 2 gelas air: 1 gelas isinya susu dan 1 gelas isinya arak, Nabi Saw. pun memilih untuk meminum susu. Akan tetapi, karena kekenyangan beliau menyisakan sedikit daripada susu tersebut, lalu Jibril berkata "Wahai Muhammad, engkau telah meminum yang benar. Susu adalah bagian dari kesucian umatmu. Namun sayang, engkau sisakan sedikit susu itu, suatu saat mau tidak mau umatmu harus mampir ke neraka" melanjutkan ucapannya, malaikat Jibril mengatakan, "Kalau saja engkau meminum khamar maka celakalah umatmu"

Kemudian Nabi Muhammad Saw. naik ke Sidrat Al-Muntaha. Pada langit pertama, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam As., di langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Isa As., di langit ketiga bertemu Nabi Yususf As., di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris As., di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun As., di langit keenam bertemu Nabi Harun As. dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As.

Sampai di langit ketujuh, malaikat Jibril membiarkan Nabi Muhammad naik sendirian ke Sidrat Al-Muntaha. Sebelumnya beliau sholat di sebuah masjid yang bernama Baitul Makmur. Di Sidrat Al-Muntaha Nabi Muhammad Saw. menerima perintah sholat, yang awalnya diwajibkan 50 sholat, sampai akhirnya ditetapkan oleh Allah Swt. hanya 5 sholat saja, akan tetapi masih saja ada yang meninggalkannya. 

Menutup ceramahnya, KH. Endang Badarrahman menyampaikan pesannya kepada seluruh santri dan segenap yang hadir, "Jagalah sholat lima waktu, karena hadiah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. adalah sholat, begitu pula amal yang pertama kali dihisab ialah sholat. Jika baik sholatnya maka baik pula seluruh amalnya begitu pun sebaliknya." pungkas beliau (Muhaimin Yasin)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :