Momen Hari Pahlawan: Khadimul Ma'had Himbau Santri Lawan Hawa Nafsu


AMC -"Hari Pahlawan saat ini, sebagai santri Generasi Z mempunyai peranan yang lebih besar melawan penjajah dimasa yang akan datang. Bukan lagi berjuang dalam bentuk personal, kekerasan, kekuasaan tetapi perjuangan terbesar kalian yaitu perjuangan terhadap diri sendiri yang berupa hawa nafsu", ujar Khadimul Ma'had KH. Ahmad Mahrus Iskandar dalam amanatnya pada upacara peringatan Hari Pahlawan, kamis pagi (10/11).

Sekitar pukul 08.00 WIB, upacara ini dimulai. Pengibaran bendera Merah Putih dikibarkan dengan lancar dan khidmat. Ketika mengheningkan cipta dengan mengirimkan surat Al-Fatihah khusus untuk para pahlawan Indonesia yang gugur di medan perang membela tanah air Indonesia. 

Dalam amanatnya Khadimul Ma'had menyampaikan bahwasannya tanggal 10 November, berawal dari perkumpulan para ulama pada 22 Oktober, khususnya ulama Nahdlatul Ulama yang menetapkan fatwa tentang kewajiban sebagai Rakyat Indonesia, wajib berjuang mempertahankan tanah air Republik Indonesia. 


"Dari sinilah, pada tanggal 10 November yang tidak sedikit kaum santri dan ulama serta masyarakat umum yang berjuang mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Inonesia", ujarnya. 

Khadimul Ma'had juga berpesan kepada para santri yang saat ini sedang berjuang sebagai penerus para ulama, yaitu:

1. Semangat juang dalam berjihad menjaga persatuan Indonesia.

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik"

Perjuangan melawan hawa nafsu yang saat ini lebih utama. Seperti malas dan rasa ingin dipuji. Jika Santri tidak bisa menahan hawa nafsu, maka tunggulah kehancuran yang akan mendatangi.

2. Selalu berdo'a untuk para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

Banyak ulama-ulama yang berjuang melawan penjajah dalam kemerdekaan Indonesia. Seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lagi yang lainnya. Tugas seorang santri saat ini hanyalah menghargai perjuangan para pahlawan yang sebagian besar adalah para ulama. 

Setelah upacara peringatan Hari Pahlawan, dilanjutkan dengan beberapa penampilan santri. Di antaranya  Lomba Batik Fashion Show, drama Kolosal yang mengusung kisah perjuangan Jenderal Soedirman, puisi berantai dan Musikalisasi puisi. (M)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :