Pembukaan Majelis Dzikir, Asshiddiqiyah Kembali Hadirkan Sahabat Abah Noer


AMC -Acara bulanan rutin Majelis Dzikir pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta kembali dibuka pada Sabtu malam (04/06) di lapangan utama pondok pesantren Asshiddiiyah. Acara pembukaan tersebut dihadiri langsung oleh seorang pendakwah sekaligus sahabat Abah Noer yakni K.H. Munif Ahmad.

Acara yang juga disiarkan langsung di channel youtube Asshiddiqiyah Official itu dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dikumandangkan oleh Rizki Ramadhan Karim Lausepa, dan dilanjut pembacaan kitab Tafsir Jalalain oleh Ahmad Yasirun Naja. Kemudian pembacaan Rattibul Haddad dan Maulid Ad-Diba’i yang dipimping oleh Ust. Endang Badarrahman dan diiringi Tim Hadrah Asshiddiiyah Jakarta dengan harapan segala urusan dan hajat kita semua dimudahkan oleh Allah Swt.

“Mudah-mudahan segala hajat kita dimudahkan oleh Allah, cita-cita dikabul oleh Allah, pesantren kita dijaga oleh Allah, orang tua kita diberikan rezeki yang banyak, rezeki yang halal, dan seluruh Keluarga Besar Asshiddiiyah mendapatkan barakah dan karamah. Amiin ya rabbal ‘alamiin,” kumandang Ust. Endang yang serentak di-amiin-kan oleh para santri.

Pada kesempatan ini, K.H. Munif Ahmad menjelaskan bahwa acara pembukaan majelis dzikir ini juga merupakan momentum untuk para santri dan keluarga besar pesantren Asshiddiqiyah untuk melaksanakan halal bihalal dan saling memaafkan setelah bersama-sama melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.

“Malam ini kita berkumpul dalam rangka halal bihalal. Halal bihalal artinya kita saling memaafkan di antara kita. Ini merupakan satu tradisi umat Islam Indonesia. Setiap datangnya satu syawal banyak umat Islam di Indonesia yang berhalal bihalal. Karena, dosa kita dengan sesama tidak akan Allah lebur kecuali dengan saling memaafkan,” tuturnya pada saat tausiyah. 

Salah satu pengisi acara kultum di Gunsas Entertainment itu juga menjelaskan banyak sekali keutamaan dan hikmah dari berpuasa, baik yang wajib maupun yang sunnah, yakni salah satu keutamaan puasa yakni berpuasa sangat menyehatkan bagi tubuh.

“Bohong! Kalau ada orang yang tidak puasa di bulan Ramadhan dengan alasan sakit maag. Kenapa? Karena Rasulullah Saw bersabda, ‘Shuumuu tasihhu’. Puasa itu menyehatkan!” tegas sahabat Abah Noer itu.

K.H. Munif Ahmad juga menjadikan sosok sahabatnya (Abah Noer) sebagai uswah/panutan dalam ketaatannya menjalankan ibadah puasa. Karena di samping menjalankan puasa wajib di bulan Ramadhan, Kyai Noer juga aktif melaksanakan puasa sunnah Nabi Daud. Di mana puasa Nabi Daud ini dilakukan dengan cara sehari puasa dan sehari tidak, begitu seterusnya. 

Sebelum acara berakhir, terdapat pengajian kitab Bidayatul Hidayah  karya Imam Ghazali oleh Khadimul Ma’had K.H. Ahmad Mahrus Iskandar yang akan diadakan rutin bersamaan dengan digelarnya acara Majelis Dzikir Asshiddiqiyah ke depannya.

“Alhamdulillah, kita mulai pengajian kitab Bidayatul Hidayah ini, yang mana saya ini juga dapat dari kyai kita Murabbi Ruhina (Alm. Abah Noer) dan juga guru kami yaitu Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun,” tuturnya.
Kitab Bidayatul Hidayah merupakan salah satu kitab paling monumental karya Imam Al-Ghazali. Secara garis besar, kitab ini berisi tiga bagian. Yaitu bagian tentang adab-adab ketaatan, bagian tentang meninggalkan maksiat, dan bagian tentang bergaul dengan manusia, Sang Pencipta dan makhluknya.

Acara diakhiri dengan pengumuman dan pembagian hadiah pemenang lomba anjangsana (kebersihan asrama) yang biasanya dilaksanakan satu tahun dua kali, namun karena masih dalam suasana pandemi, untuk tahun ini hanya diadakan satu tahun sekali. (Winda) 




Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :