Khadimul Ma'had Sampaikan Pentingnya Menjaga Pendengaran


AMC -Khadimul Ma'had Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH. Ahmad Mahrus Iskandar menyampaikan pentingnya menjaga pendengaran. Sebab, pendengaran menjadi indra penangkap segala informasi yang ada di dunia, entah yang baik atau yang buruk. 

"Pendengaran menjadi pusat informasi. Tidak peduli apa itu informasinya," kata Khadimul Ma'had dalam pengajian kitab Minhajul 'Abidin di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Ahad (27/3/2022). 

Saat suara masuk, jelas Khadimul Ma'had, dan kebetulan yang didengar adalah sesuatu yang berpotensi mengajak berbuat maksiat, maka tergantung kekuatan hati si pendengar. Jika hatinya kuat maka suara yang didengar bagaikan angin lewat. Sebaliknya, jika hati tidak kuat, maka bisa mempengaruhi si pendengar. 

"Ketika suara masuk, tapi hatinya kuat, maka bagus. Tapi kalau hatinya tidak kuat, maka akan bahaya," papar Khadimul Ma'had. 

Salah satu yang menjadi perhatian penting untuk menjaga pendengaran adalah menjauhi orang yang berbicara buruk. Sebab, orang yang mendengarkan perkataan buruk akan memperoleh dosa sebagaimana orang mengucapkannya. 

"Mustami' (pendengar) perkataan buruk mendapat dosa seperti orang yang mengatakannya," ujar Khadimul Ma'had mengutip Imam al-Ghazali dalam kitab Minhajul 'Abidin. 

Selanjutnya, Khadimul Ma'had membacakan tiga bait syair terkait yang berbunyi: 

وَسَمعَكَ صُن عَن سَماعِ القَبيحِ
كَصَونِ اللِسانِ عَنِ النُطقِ بِه
فَإِنَّكَ عِندَ اِستِماعِ القَبيحِ
شَريكٌ لِقائِلِهِ فَاِنتَبِه 

Artinya: "Jagalah pendengaranmu dari (mendengar) ucapan buruk. Sebagaimana menjaga lisan dari mengatakannya. Sungguh, saat kau mendengar ucapan buruk, maka kau sama seperti orang yang mengucapkannya." 

Berikutnya, Khadimul Ma'had mengingatkan, jika seseorang mendengar ucapan buruk, maka alan menimbulkan bisikan negatif di dalam hatinya untuk berbuat maksiat sehingga hatinya dijauhkan dari niat untuk melakukan ketaatan atau ibadah. 

"Jadi, seperti makanan, suara yang masuk melalui telinga juga ada yang baik dan ada yang buruk. Seperti makanan ada yang bergizi dan ada yang beracun," papar Khadimul Ma'had. 

"Bahkan lebih parah. Racun makanan akan hilang dari tubuh dalam waktu yang singkat, tapi racun pendengaran bisa abadi seumur hidup," pungkasnya.

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :