Ibu Nyai Hj. Nur Djazilah: Silaturrahim Sebagai Pengobat Rasa Rindu Karena Perpisahan

AMC -Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Bu Nyai Hj. Nur Jazilah menyambut baik para Alumni Pondok Pesantren Walisongo Cukir, Jombang  dalam acara Silaturahmi dan Reuni Alumni Santri Putri Pondok Pesantren Walisongo Cukir, Jombang di kediamannya, Sabtu pagi (29/01).

Acara silaturrahim alumni yang mengusung tema "Merajut Silaturrahim dan Menjaga Integrasi, Bukti Peduli Santri Untuk Ibu Pertiwi Demi Indonesia Maju" ini diawali dengan pembacaan tahlil dan yasin yang dipimpin langsung oleh Ustz. Hj. Faizah, salah satu alumni tahun 1983. Pembacaan tahlil dan yasin ini ditujukan untuk mencari barokah dari KH. Adlan Ali dan Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari. Selain itu, diketahui juga sebelumnya telah dilaksanakan khataman al-Qur'an selama 2 bulan terakhir dan sudah mengkhatamkan 7 kali.
Pada kesempatan itu Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah mengungkapkan rasa bangga dan rasa bahagianya karena bisa berjumpa dengan sahabat-sahabat sesama alumni dalam acara penuh keberkahan itu setelah sekian lama berpisah. Terlebih kediamannya yakni pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta menjadi tuan rumah acara pertemuan tersebut.


“Bergabungnya saudara dalam forum ini tentunya sangat membanggakan. Kami berharap melalui majelis mubarak ini kita mulai dengan Harakah al-Cukiriyah. Sehingga bisa menjadi energi positif dan keberkahan bagi kita semuanya. Setidaknya pertemuan kali ini mampu menjadi pengobat rasa rindu berjumpa dengan sahabat semua setelah sekian lama kita tidak bertemu,” tuturnya.

Selain itu,  kesempatan lain juga disampaikan oleh ketua Alumni Pondok Pesantren Walisongo Cukir Jombang yaitu Ustzh. Nailul Fauziah.  Dalam hal ini beliau banyak mengucapkan syukur dan berterimakasih kepada para alumni yang sedia hadir dan meluangkan waktunya untuk ikut serta bersilaturahim. 
"Semuanya hadir karena kita semua menyimpan simpanan surga, yaitu Silaturrahim", ujarnya.

Turut hadir pula alumni tertua sekaligus 'Bulek'-nya ibu Nyai Nur Jazilah yaitu Ibu Nyai Siti Khodijatus Sholihah dan Ibu Nyai Hj. Maskiyah.

Ibu Nyai Siti Khodijah juga menceritakan bagaimana  Abah Yai Noer ketika mengenyam pendidikan di PTIQ Jakarta. 
"Kiai Noer Muhammad 'niku' dulu kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an. Beliau menghafal al-Qur'an, semua kitab dikuasai, karena tidak semua kiai seorang penghafal al-qur'an". papar Ibu Nyai Siti Khodijah.

Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah yang merupakan salah satu Alumni pondok pesantren Walisongo Cukir, Jombang menuturkan banyak sekali kata-kata motivasi pembangun jiwa kebangsaan dan cinta tanah air. Yakni salah satunya bahwa umat Islam adalah tulang punggung Indonesia. Dengan kata lain tanpa adanya umat Islam, Indonesia tidak akan hidup.

“Umat Islam adalah tulang punggung Indonesia. Runtuhnya umat Islam, maka runtuhlah Indonesia. Tidak ada Indonesia tanpa Nahdlatul Ulama, tidak ada Indonesia tanpa adanya umat Islam,” ujarnya di hadapan para alumni yang hadir secara langsung maupun secara daring.

(Asshiddiqiyah Media Center)

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :