Abah Noer: Allah Benci Orang yang Tidak Punya dan Pelit


AMC -Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta menutup hari Asyura dengan Lebaran Yatim; Santunan Yatim dan Dhuafa, Sabtu 10 Muharram 1442 H (29 Agustus 2020). Berlangsung khidmat setelah shalat Asar berjamaah, 45 anak yatim menerima santunan langsung dari pengasuh.

Abah Noer dalam tausiyahnya menceritakan awal mula memelihara anak yatim di pesantren sebagai wujud syukur akan kesehatan yang dimiliki. 

Selain itu, Abah juga menjelaskan orang yang disebut pendosa dalam Surat Al-Ma'un. Para pendosa ialah orang-orang yang membiarkan anak yatim dan tidak memberikan makan orang miskin. Juga, celaka orang yang shalat, tapi shalatnya riya' saja. Dia shalat tapi aslinya pelit, pamer saja terhadap manusia.

"Ini Allah menegaskan, betul-betul Allah benar-benar benci orang yang miskin, orang yang tidak punya dan pelit. Makanya jadilah orang kaya-kaya ya, yang kaya yang dermawan," jelasnya mantap.

Abah Noer, sebagaimana halnya dalam hadis, ketika Nabi menjelaskan perumpamaan Nabi dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak, beliau juga memperlihatkan jemari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan tidak terpisah kepada jamaah. 

Khadimul Ma'had KH. Ahmad Mahrus Iskandar lalu menambahkan, sejatinya 'lebaran yatim' (memelihara anak yatim) itu bukan ketika tanggal 10 Muharram saja.

"Lebaran yatim sebenarnya bukan dikhususkan tentang memberikan kepada anak yatim, bukan dikhususkan di hari Asyura. Tapi, lebih ditekankan ketika hari Asyura. Supaya kita tidak lupa di dalam harta kita, fihil haq, ada hak orang lain."
 
Lanjut Khadimul Ma'had, memelihara anak yatim bukan hanya memelihara dari sisi harta, namun juga mengajarkan mereka ihsan dalam beribadah kepada Allah. Orang-orang yang enyelamatkan anak yatim dari kebatilan menuju jalan Allah, maka pada hari kiamat, barokah anak yatim tersebut dapat menjadi syafaat dari api neraka. 

Khadimul Ma'had juga menceritakan Rasul yang yatim sejak lahir. Begitu pun Abah Noer yang yatim pada umur 7 tahun. 

"Allah punya jalan kalian selama kalian yakin kepada Allah," punkas Khadimul Ma'had. 

Santunan diakhiri dengan pembacaan Ratibul Haddad dan rangkaian dzikir sore dipimpin oleh Khadimul Ma'had. Keluarga besar pesantren tampak mengikuti dengan khidmat sembari menunggu waktu berbuka bersama setelah seharian berpuasa Asyura, dan kemarin puasa Tasua. (Lail)



Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :