Semua Agama Itu Benar? Ini Jawabannya


AMC - "Ngaji Pancasila" di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta semalam berlangsung sukses, Selasa (26/11). Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan pesantren menghadirkan Gus Miftah Maulana Habiburrahman, budayawan Zastrouw al Ngatawi dan Sabil AFI sebagai pengisi acara. Dihadiri langsung oleh pengasuh Asshiddiqiyah 2 Batu Ceper KH. M. Ulil Abshar dan pengasuh Asshiddiqiyah 10 Cianjur KH. M. Reza Azizy. Keduanya juga turut membawa para santrinya. Sehingga lebih dari seribu santri serta masyarakat umum tampak antusias memadati area acara. 

Gus Miftah mengawali ngaji dengan candaan renyahnya. Ia lalu mengeluarkan pertanyaan, "Bagaimana pandangan Gus Miftah tentang agama di Indonesia?" 

Ia menjelaskan, "Rumah besar kita namanya Indonesia atau yang biasa kita sebut NKRI. Yang terdiri dari 6 kamar, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Selama 6 agama ini kembali ke kamarnya masing-masing, tidak akan ada masalah. Jadi, semua agama itu benar bagi penganutnya."

Ia menekankan kata 'bagi penganutnya' karena jika kata tersebut tidak disebutkan, maka satu orang dapat menganut beberapa agama. Dan itu tidak benar.

"Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, semua orang memiliki hak yang sama. Yakinlah Pancasila ini didesain oleh pendiri negara sesuai dengan kondisi Indonesia," tegasnya.

Ia juga menjelaskan, ulama-ulama terdahulu nama belakangnya menggunakan nama daerah di Indonesia karena cintanya pada Nusantara. Seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Kholil al-Bangkalani, dan Syekh Sholeh Darat al-Samarani.

Kepala BPIP, Hariyono dalam sambutannya juga menyebutkan, pondok pesantren merupakan bentuk toleransi dan keberagaman bahwa rakyat Indonesia sebagai bangsa tidak bisa hidup sendiri. Sebagaimana tujuan Rasulullah saw. diutus untuk membangun peradaban, Pancasila ditetapkan sebagai ideologi negara agar hidup bangsa Indonesia menjadi lebih baik. 

"Pesantren Asshiddiqiyah ini tempatnya Islam rahmatan lil alamin," tuturnya. "Sekalipun mayoritas Islam, tetap bersatu merangkul seluruh suku bangsa yang ada di tanah pertiwi," tandasnya.

KH. Reza Azizy dalam sambutannya juga mengatakan, agenda ini sangatlah penting guna belajar bagaimana seharusnya pemahaman dan penerapan nilai pancasila.  

"Kita perlu belajar dari beliau-beliau (pembicara) tentang implementasi Pancasila di masyarakat. Bagaimana sesungguhnya Indonesia dengan keberagamannya ini," ujar suami dari Ibu Ny. Atina Balqis Izzah ini.

Zastrouw Al-Ngatawi pun mengaminkan hal serupa. Menurutnya, Ngaji Pancasila ini memberi pemahaman dan makna pancasila pada masyarakat agar benar dipahami sesuai dengan esensi Pancasila sebagai dasar negara. Zastrouw meyakinkan masyarakat untuk tidak terperdaya dengan kalimat 'Pancasila itu thaghut'. 

"Jangan takut mengatakan bahwa Pancasila merupakan cermin ajaran Islam, dalam bingkai ahlussunnah wal jamaah," tegasnya. (Lyda/Lail)

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :