Dahsyatnya Godaan Syetan, Bagaimana Manusia Menghadapinya ?



Pengasuh Ponpes Darussalam Cendekia, Jakarta Timur, KH. Ali Mahfudz Syafa'at menyampaikan tausiyah singkat di acara pembukaan Majelis Dzikir Asshiddiqiyah. Ia menyampaikan bahwa barangsiapa yang melupakan dzikir atau meninggalkannya maka Allah swt akan memberikan penghidupan yang sempit dan digelapkan mata hatinya.

Dalam kitab al-Hikam karya monumental Ibnu Athaillah as-Sakandari dikatakan: "Setiap yang hilang darimu akan ada gantinya. Namun jika Allah swt hilang darimu, takkan ada pengganti-Nya."

Apapun caranya, jangan sampai hati terpisah dan terlepas dari mengingat Allah swt, baik itu dengan banyak berdzikir, berdo'a maupun ibadah lainnya.

 "Jangan kau jadikan do'a layaknya obat yang hanya kau gunakan ketika sakit atau terkena musibah. Tetapi jadikan do'a seperti halnya udara yang selalu kau butuhkan dalam kehidupan", tegasnya pada para hadirin.

Berdoalah dalam keadaan apapun, baik susah atau senang, sehat maupun sakit, dalam keadaan lapang atau sempit, karena do'a merupakan cara terbaik untuk berkomunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Bukankah telah jelas perintah Allah swt dalam al-Qur'an, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku kabulkan."

Manusia adalah makhluk yang sangat lemah, sandaran paling kuat baginya hanyalah Allah swt Sang Maha Perkasa.

Dalam QS al-A'raf: 16 - 17 disebutkan bahwa Iblis berkata, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) manusia dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."

Ayat tersebut menyatakan kiat syetan menggoda manusia melalui empat arah, yaitu arah depan, belakang, kanan dan kiri. Mengetahui betapa dahsyatnya godaan syetan terhadap manusia dengan segala kelemahannya, para malaikat menangis dan datang pada Allah swt mengadu perihal bagaimana nasib manusia nantinya.

Allah swt menenangkan para malaikat bahwa ada dua arah yang menjadi pintu keselamatan manusia yaitu arah atas dan bawah. Keduanya dapat dimanfaatkan untuk banyak berdo'a, menengadahkan tangan, memohon ampunan, dan sujud pada Allah swt.
 Namun mirisnya, manusia justru disibukkan dengan empat arah yang menjadi "objek sasaran" syetan dan melupakan dua arah pintu selamat tersebut.

Kemudian ia menjelaskan perihal empat klasifikasi umur menurutnya, yaitu umur angka, umur amal, umur fisik, dan umur iman. Umur angka yang dimaksud adalah hitungan usia manusia yang berkurang dari hari ke hari. Umur amal, seberapa banyak amalan manusia di dunia tanpa memandang berapa usia yang telah terlewati selama hidupnya.
Umur fisik berarti ketahanan fisik seseorang yang makin hari makin hilang kekuatannya, berkurang kewaspadaannya, berubah warna rambutnya, dan ciri fisik tanda penuaan yang lainnya.

Kemudian umur iman, sebagaimana kita tahu iman seseorang adakalanya berkurang, juga bertambah. Ada orang yang tetap berpegang teguh pada agama Allah swt hingga akhir hayat, namun adapula yang berakhir dengan su-ul khatimah.

Terakhir ia sampaikan untuk selalu memanfaatkan dua arah pintu selamat manusia, agar kehidupan selalu dalam ridha-Nya dan selamat dunia akhirat. "Semoga Allah swt selalu menguatkan kita untuk taat beribadah pada-Nya hingga akhir hayat". (Lyda)

Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :