Pembukaan Majelis Dzikir, Asshiddiqiyah Hadirkan Haddad Alwi


Menjalankan agenda rutin awal bulan, Asshiddiqiyah membuka Majelis Dzikir Bulanan dengan menghadirkan tamu spesial, yakni Haddad Alwi, Chicco Hakim beserta istri. Sabtu malam (03/02).

Diawali dengan pembacaan ratibul haddad, berlangsung pula kajian perdana Bidayatul Hidayah oleh KH. Ahmad Mahrus Iskandar B.Sc, yang akan  menjadi kajian rutin saat majelis dzikir.

Kitab Bidayatul hidayah merupakan ringkasan kitab fenomenal Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali yang di dalamnya membahas ilmu fikih dan tasawuf.

Gus Ayus memulai kajian dengan bacaan basmalah kemudian menjelaskan bahwa siapapun yang berilmu dan tidak bertasawuf maka ia telah berlaku fasiq.

Sebaliknya, bila seseorang bertasawuf dan tidak berilmu maka ia telah berlaku zindiq. Dan seseorang yang menggabungkan keduanya maka benarlah ia dalam beragama.

Selain itu, pelantikan Organisasi Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah (OSPA) dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) masa khidmat 2018-2019 juga digelar pada malam tersebut dengan dipandu oleh Ustadz Syauqul Muhibbin selaku pembina.

Pengucapam ikrar pengurus OSPA dituntun langsung oleh KH. Noer Muhammad Iskandar SQ.

Pada puncak acara, Haddad Alwi memulai dengan senandung shalawat penyejuk hati serta mengajak para santri agar selalu menunjukkan Islam yang ramah, dan mengikuti akhlak Nabi sebagai panutan.

Ia mengatakan dengan memperbanyak bershalawat maka Allah swt menurunkan rahmat-Nya, serta dikabulkan segala doa dan harapan.

Di tengah senandung shalawat, jamaah diguyur hujan deras sehingga acara terpaksa dilanjutkan di dalam masjid. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para santri untuk tetap bershalawat bersamanya.


"Semoga Allah swt meridhai majelis dzikir ini, menjadikan kita semakin cinta pada Nabi saw, serta menambah semangat kita mengikuti akhlak mulia Nabi saw", harapnya terakhir kali. (MH)
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :