Sally Giovani: Perjalanan Menuju Kesuksesan dan Kolaborasi Berjamaah


AMC - Sukses bukanlah sesuatu yang instan; ia memerlukan proses yang harus dilalui dengan langkah-langkah yang mantap. Dalam perjalanan kesuksesan, Ka Sally Giovani adalah contoh nyata. Awalnya, dia memulai usaha dengan modal seadanya dari uang amplop pernikahan, menjual kain kafan door to door, kemudian berinovasi dengan pengrajin batik di sekitar rumahnya. Dengan ketekunan selama 14 tahun, usahanya berkembang menjadi Batik Trusmi yang dikenal sebagai batik khas Cirebon. Tidak hanya itu Ka Sally juga merupakan pengusaha pemilik pusat oleh-oleh The Keranjang Bali.


Kesuksesan tidak hanya tentang memiliki impian, tetapi juga tentang memiliki keberanian dan keteguhan mental sebagai pengusaha. Sally Giovani diakui sebagai Top Leader Women Preneur, menegaskan bahwa kesuksesan tidak datang tanpa perjuangan.

"Untuk memulai usaha, modal bukan hanya sekadar uang, tetapi juga niat yang tulus, keberanian untuk bertindak, dan kesiapan untuk menjalani proses dengan penuh tanggung jawab. Sebagai pengusaha, kemampuan berpikir kreatif juga sangat penting." ungkapnya dalam Seminar Santripreneur, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Kamis (15/2).

Dalam perjalanan ini, keyakinan kepada Allah adalah hal yang mendasar. Ujian yang diberikan Allah pasti memiliki solusinya, dan usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menemukan jalannya.

Ka Sally juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar dengan menggandeng UMKM lokal untuk maju bersama dalam bisnis. Dia menggambarkan kekuatan kolaborasi, di mana hasil yang didapat dari kerjasama jauh lebih besar daripada usaha individual. 

Tak hanya itu, kerjasama ini juga mencerminkan kepercayaan kepada Allah dalam merencanakan segala sesuatu. Dalam dunia usaha, inovasi, kolaborasi, dan adaptasi merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. (MLD)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :