Hari Ibu 2023: Seperti Inilah Kedudukan Ibu dalam Islam



AMC - Desember menjadi bulan penutup tahun yang memiliki banyak peringatan penting, salah satunya Hari Ibu. Diperingati setiap tanggal 22 Desember ini, Hari Ibu selalu dinantikan masyarakat Indonesia sebagai momen spesial. Lantas, mengapa hari ibu patut untuk diperingati?

My  mother is my guardian angel, kalimat itu mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Ya, julukan ‘Ibu adalah malaikat pelindung’ sangatlah pantas disematkan untuk para ibu diseluruh dunia. Perjuangan dan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya sudah tidak diragukan lagi. Sejak masih berada di dalam kandungan hingga kita dewasa, kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah luntur sedikitpun. Sehingga “kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa” itu benar adanya.

Peran seorang ibu sebagai pelindung, perawat, bahkan pengajar bagi anak-anaknya tak butuh balas jasa. Keikhlasan seorang ibu dalam memberikan yang terbaik kepada putra-putrinya membawa mereka mendapatkan kemulyaan dari Allah SWT. Sedemikian hebatnya seorang ibu, bahkan Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa berbakti kepada ibu. Hal demikian telah tercantum di dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.

Kedudukan Ibu di dalam Islam

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, "Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas jelas bahwa hak bakti kepada ibu tiga kali lebih besar daripada hak bakti kepada ayah. Mengapa demikian? Seperti yang kita ketahui, bahwa seorang ibu merupakan sosok yang begitu tabah dalam menghadapi kepayahan bahkan harus meregang nyawa demi melahirkan anak-anaknya. Tak sampai di situ, ibu juga rela mengorbankan jiwa dan raga dengan penuh kesabaran untuk merawat dan mengasuh anak-anaknya demi generasi masa depan yang lebih baik. Sehingga, dari sinilah di dalam Islam kedudukan seorang ibu sangatlah mulia.

‘Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu’, hadits masyhur tersebut bukan hanya memiliki makna yang merujuk kepada surga akhirat saja. Namun, hadits tersebut juga merupakan lambang daripada ketaatan dan pengabdian seorang anak kepada ibunya. Dengan berbakti kepada ibu, kita berharap agar Allah SWT memberikan petunjuk dan pengampunan-Nya kepada kita. Dengan demikian, di masa depan kita akan mendapatkan perlindungan dalam menjalankan semua perintah-Nya dan diberikan kekuatan untuk menjauhi segala larangan-Nya.

Bukti pengorbanan seorang ibu terhadap hidup anak-anaknya dan perintah untuk berbakti kepada orangtua, terutama ibu juga diabadikan di dalam Al-qur’an surat Al-Ahqaf ayat 15, yakni:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّه كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُه وَفِصٰلُه ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّه وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, "Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim." (Al-Ahqaf:15)

Setiap tanggal 22 Desember, kita memperingati Hari Ibu. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kongres Perempuan Indonesia sebagai momentum agar kita menyadari bahwa peran perempuan (ibu) sangat penting dalam membawa kesejahteraan bangsa.

Di momentum Hari Ibu ini, kami berharap semoga para ibu dan perempuan di seluruh Indonesia senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT. Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga untukmu. Engkau adalah pilar kekuatan kami, sumber inspirasi kami, dan cahaya di setiap kegelapan. Selamat Hari Ibu, semoga hari ini membawa senyuman besar untukmu, sebagaimana senyumanmu selalu membawa kebahagiaan untuk kami. (winda)

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :