Hari Guru Nasional 2023: Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

AMC - Pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta ikut serta merayakan Hari Guru Nasional 2023 dengan melaksanakan upacara bendera dan juga penampilan berbagai macam persembahan santri untuk para ustaz dan ustazah pada Sabtu (25/11/2023) di lapangan Asshiddiqiyah.

Bertindak sebagai pembina upacara, KH. Ahmad Mahrus Iskandar menyampaikan beberapa amanat penting pada upacara hari guru ini. Termasuk nasihat untuk para santri Asshiddiqiyah Jakarta bahwasanya guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

“Yang pertama adalah ketika kita berbicara guru. Guru adalah seorang pahlawan. Guru adalah pahlawan yang kita kenal dengan (pahlawan) tanpa tanda jasa,” tutur Gus Mahrus.

Menurut Gus Mahrus, murid sejati adalah mereka yang tidak pernah melupakan jasa-jasa guru. Tidak pernah meremehkan, bahkan merendahkan gurunya. Karena dalam hal ini, Imam Nawawi Al-Bantani pernah menyampaikan di dalam salah satu kitabnya bahwa:

وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء نسي ما حفظ وكلّ لسانه وافتقر في آخره

“Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Barangsiapa yang meremehkan ustaznya, niscaya Allah turunkan cobaan pada tiga hal. Pertama, ia akan lupa terhadap hafalannya. Kedua, terkelu lidahnya. Ketiga, pada akhirnya ia akan membutuhkan ustaznya.”

Tiga cobaan orang yang suul adab terhadap guru:

1.Lupa akan hafalannya

Orang yang suul adab arau bersikap tidak sopan terhadap gurunya, maka Allah timpakan kepadanya lupa terhadap hafalan yang ia punya.

“Allah akan menimpa kepadanya dengan lupa apa yang dia hafalkan. Apa yang dipelajarinya. Apa yang selama ini diusahakannya. Apa yang selama ini didapatkan darinya. Akan Allah buat lupa,” kata Gus Mahrus tegas.

2. Lidahnya akan menjadi kelu/tumpul

Yang kedua, seseorang yang berani meremehkan gurunya, ia akan dibuat kelu lidahnya ketika berbicara, terlebih berbicara dalam menyampaikan manfaat dan kebaikan.

“Lidahnya akan menjadi susah. Lidahnya akan tidak mudah bicara dalam jalan Allah, dalam syiar agama Allah, dalam menyampaikan manfaat/kebaikan dari Allah,” lanjut khadimul ma’had.

3. Dia akan kembali lagi mengingat dan membutuhkan ustaznya di kemudian hari

Dan yang terakhir adalah orang yang suka meremehkan gurunya, di kemudian hari ia akan merasakan penyesalan yang amat mendalam. Ia akan merasakan betapa amat butuhnya ia akan ilmu-ilmu yang pernah diajarkan oleh gurunya. Hingga ia sadar bahwa ia butuh akan bimbingan gurunya.

Bahkan disampaikan oleh Gus Mahrus, bahwasanya beliau KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ selalu mengajarkan kepada para santrinya untuk selalu menghormati guru. Untuk jangan sampai seorang santri meremehkan guru. Jangan pernah merasa tinggi, jangan pernah merasa hebat terhadap guru kita. Walaupun mungkin guru kita mengajarkan hanya 1 huruf kepada kita. Selama guru kita niatnya karena Allah Swt, jangan pernah meremehkan mereka.

3 hal inilah menjadi pesan singkat dan padat KH. Ahmad Mahrus Iskandar dalam pidatonya pada peringatan hari guru tahun ini. Dengan harapan semoga apa yang beliau sampaikan bisa tepat kepada hati kita semua.

“Di hari guru ini jangan pernah kita melupakan bahwa guru kita adalah pahlawan tertinggi dalam hidup kita, pahlawan tanpa tanda jasa untuk kesuksesan dunia akhirat ini. Amiin,” pungkas Gus Mahrus.

Sekadar info, bahwa momentum hari guru ini juga diperingati sebagai peringatan hari batik dan hari pahlawan nasional yang belum sempat dirayakan sebelumnya. Sehingga pada peringatan hari guru ini para peserta upacara kompak mengenakan pakaian batik sebagai bentuk cinta dan bangga terhadap produk Indonesia.

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :