Menjadi Kekasih Al-Qur’an: Lebih Dalam Mengenal Keutamaan Al-Qur’an bersama Ning Balqis Iskandar


AMC - “Saya menuliskan buku ini sebagai bentuk ketaatan sami’na wa ‘atho’na saya terhadap guru saya yang mana beliau adalah mertua saya sendiri. Dan sebagai bentuk perhatian saya kepada teman-teman penghafal al- Qur’an. Karena saya merasakan sendiri menghafal al- Qur’an itu tidak mudah. Meskipun perjalanannya tidak mudah tapi sangat membahagiakan.” ucap Ning Balqis mengantarkan pembicaraan.

Bedah Buku dan Seminar Qur’ani merupakan salah satu dari serangkaian Semarak Harlah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang ke-38. Menghadirkan Hj. Atina Balqis Izzah Iskandar sebagai narasumber yang merupakan putri dari Abah Yai Noer Muhammad Iskandar, SQ. Seminar ini dihadiri oleh santriwati tahfidz dari Asshiddiqiyah Jakarta, Ceper dan Serpong. Bertempat di perpustakaan pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Jum’at (8/9) pagi.

Jika pada tahun sebelum-sebelumnya Ning Balqis membawakan tema perempuan, pada tahun ini beliau memilih untuk berbagi mengenai menghafal al- Qur’an agar para santri memiliki prinsip yang kuat dalam menghafal setelah mengetahui keutamaan dan keagungan al- Qur’an.

“Cinta yang akan membuat segala yang sulit menjadi mudah, maka modal utama ketika kita ingin lebih diringankan dalam menghafal alquran adalah cinta. Tak kenal maka tak sayang, maka dalam buku ini saya mengulas tentang bagaimana sih kemuliaan alquran. Karena ketika kita sudah tau kemuliaan alquran yang luar biasa banyaknya untuk kehidupan kita, kita kenal akhirnya kita bisa cinta, kita akan sayang. Karena cinta itu maka dalam proses menghafal kalam-kalam ilahi akan terasa lebih ringan.” jelasnya.

Beliau memberikan banyak nasihat kepada para santri penghafal sebagaimana yang beliau tulis dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Kekasih Al-Qur’an”. Dalam buku tersebut juga dituliskan kata sambutan oleh al- Habib Abdullah bin Abdul Qadir al- Aydrus, yang merupakan seorang pendiri dan rektor Institut atau Ribath al-Aydrus dari Tarim, Yaman. Yang mana ribath tersebut merupakan lembaga yang khusus menempa para pelajar untuk menghafal al- Qur’an dan mempelajari ilmu qiro’ah sab’ah.

“Waktu itu beliau singgah di Asshiddiqiyah sini (Asshiddiqiyah Jakarta), saya berkesempatan untuk sowan dan meminta barokah beliau untuk memberikan kata sambutan untuk buku ini.” imbuhnya menceritakan proses penulisan sambutan dalam bukunya.

Dalam bukunya, Ning Balqis juga mengutip beberapa ijazah mengenai obat dari penyakit lupa dalam Kitab 'Ilaj an- Nisyan karya Habib Sa’ad yang beliau terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Keutamaan Al-Quran dalam Hidup Manusia

“Mengetahui keutamaan dan keagungan alquran akan membuat kita semakin mudah untuk membersamai al- Qur’an. Membersamai itu tidak harus menghafalkan” tuturnya.

Seorang ulama dari Tarim pernah ditanya, “Habib bagaimana fenomena sekarang anak-anak menghafal al-Qur’an, kemudian ketika mereka pulang seringkali banyak dari mereka yang disibukkan oleh kewajiban di rumah?”. Beliau menjawab, “Dosa seseorang yang lupa hafalan al-Qura’annya itu ketika mereka menyengaja. Adapun ketika mereka tetap menjaga tetap murojaah, tetap membaca al-Qur’an ketika di rumah tapi kemudian belum diberikan lancar oleh Allah, maka InshaAllah tidak mendapatkan dosa.

“Seluruh orang yang menghafal al-Qur’an itu lebih baik daripada yang tidak. Tapi adalagi yang lebih baik, yaitu orang yang menghafal al-Qur’an dan mengamalkan nilai-nilainya” ucap Ning Balqis.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, “Al-Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan, untuk dikerjakan.”

Pertama, al- Qur’an sebab tertolaknya musibah. Ning Balqis mengutip sebuah hadist bahwa suatu saat Allah SWT sudah menetapkan musibah bagi satu kaum, kemudian Allah mendengar suara seorang anak kecil dari kaum tersebut membaca alfatihah. Akhirnya Allah memerintahkan malaikat untuk menunda 40 tahun musibah tersebut.

Kedua, al- Qur’an itu adalah sebaik-baiknya amal umat Nabi Muhammad Saw, disebutkan dalam sebuah hadist bahwa “afdholu ibadati ummati tilawatul quran.” Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca alquran.

“Jadi bahkan saking mulianya amalan membaca al- Qur’an ini, lebih dicintai daripada jihad fii sabilillah.” jelas beliau mengutip sebuah hadist.

“Sebelum menghafal al- Qur’an pelajari dulu cara membacanya, jangan terburu-buru karena al- Qur’an itu mulia.” pesannya kepada para penghafal.

“Rasulullah itu belajar membaca al- Qur’an dengan malaikat Jibril setiap bulan ramadhan sejak diturunkannya al- Qur’an sampai beliau wafat. Selama 23 tahun. Sayyidina Ali, yang terkenal pintarnya. Mempelajari surat al- Baqarah selama 8 tahun. Jadi tidak usah buru-buru. Lancar itu adalah fadhol atau keutamaan dari Allah. Orang-orang pintarpun, menghafalkan membutuhkan waktu. Semakin kita lama mempelajarinya, semakin kita lama membersamainya, itu pahalanya semakin banyak.” imbuhnya.

Ketiga, al- Qur’an memberikan syafaat. Puasa dan al- Qur’an kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat kepada seorang hamba. Bacalah al- Qur’an karena ia di hari kiamat akan memberikan syafaat kepada orang-orang yang membersamainya.

“Entah itu membaca, atau mempelajari. Bahkan disebutkan, orang yang menghafal al- Qur’an belum selesai hafalannya kemudian meninggal, nanti tetap hafalannya akan jadi penerang di kuburnya.Yang penting ambil sepenuh hati dan niat kita benar-benar mencari ridho Allah Swt dari al- Qur’an.” ujar Ning Balqis.

Akan tetapi selain menjadi syafaat al- Qur’an juga bisa menjadi bumerang bagi kita. Dalam hadis dikatakant, bahwa Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan al- Qur’an dan merendahkan kaum yang lain dengan al- Qur’an. Yaitu mereka yang ketika membaca al- Qur’an tidak dengan mengamalkannya. Atau yg mempelajari tapi tidak memiliki akhlak dengan akhlak al- Qur’an.

Keempat, al- Qur’an menjadi sebab terkabulnya doa bahkan bagi mereka yang tidak sempat berdoa. Dalam hadist qudsi dikatakan, bahwa barangsiapa yang disibukkan dengan membaca al- Qur’an, hingga tak sempat berdzikir yang lain kepadaKu, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang berdoa.

“Alhabib Abdullah Baharun pernah ditanya, lebih baik mana kita berdoa dengan doa kita sendiri atau berdoa dengan apa yang ada di dalam al- Qur’an?. Beliau menjawab, ini (doa dalam al- Qur’an) lebih baik daripada bacaan yang kalian baca sendiri maksudnya yang kalian karang sendiri.” jelasnya.

Prinsip yang harus ditanamkan bagi seorang penghafal al- Qur’an adalah, al- Qur’an harus menjadi prioritas. Utamakan al- Qur’an nanti yang lain akan mengikuti.

Kelima, al- Qur’an adalah obat bagi segala penyakit. Dalam ayat al- Qur’an disebutkan bahwa Allah mengeluarkan dari perut lebah air yang bisa menjadi obat untuk manusia, disebut madu.

“Madu itu bisa menjadi obat bagi manusia siapa saja, entah itu beriman ataupun tidak. Al- Qur’an juga bisa menjadi obat akan tetapi al- Qur’an hanya untuk orang-orang mu’min . Orang-orang yang beriman.” jelasnya.

Ning Balqis mengakhiri penyampaiannya dengan memberikan nasihat bagi yang hendak menghafalkan al- Qur’an, yang pertama kuatkan tekad ketika menghafal al- Qur’an. Kedua, meluruskan niat hanya karena mencari ridho Allah Swt, supaya mendekatkan diri dengan Allah Swt, atau diniatkan dengan menyibukkan diri supaya waktunya tidak terbuang sia-sia. Kemudian, meminta restu orangtua. Yang terakhir adalah, membuat langkah nyata. (May)

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :