Khadimul Ma’had Sampaikan Pentingnya Menjaga Pandangan Zahir dan Batin


AMC - Khadimul Ma’had Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH. Ahmad Mahrus Iskandar menjelaskan pentingnya menjaga pandangan, baik pandangan zahir maupun batin. Yang dimaksud zahir adalah sesuatu yang tampak kasat mata, sementara batin adalah pandangan yang disertai perasangka buruk dari hati. 
Hal ini disampaikan dalam pengajian kitab Minhajul ‘Abidin di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Senin (21/2). 

“Adab (etika) pandangan itu mencakup dua, pertama menjaga pandangan secara zahir seperti menghindari melihat aurat, kedua menjaga pandangan batin dengan menjauhi pikiran atau perasaan negatif,” kata Khadimul Ma’had. 

Mendasari paparannya, Khadimul Ma’had mengutip salah satu nasihat ulama yang berbunyi, “Su’u nadzratidz dzahir bil ma’ashil muharramat wa su’u nadzratil bathin bilkhawatir” (jeleknya pandangan mata zahir dengan berbuat maksiat, sementara jeleknya mata batin adalah dengan berpikiran negatif). 

Terkait menjaga pandangan, Khadimul Ma’had menyampaikan kisah Imam Syafi’i yang mengalami masalah hafalan. Begitu Imam Syafi’i mengadu ke gurunya, Syekh Waki’,  kata sang guru, gangguan yang dialami muridnya tersebut akibat maksiat mata yang ia lakukan, yaitu melihat betis wanita secara tidak sengaja. 

Berkaitan dengan kisah ini, Imam Syafi’i menggubah syair berikut: 

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي # فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي 

وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ # وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي 

Artinya: “Aku mengadu kepada Waki’ tentang buruknya hafalanku. Maka beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Beliau memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :