Bangga Jadi Muslimah, Ibu Nyai Balqis Ajak Para Santri Bersyukur


AMC - Masih hangat dalam semarak Harlah ke-35 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menggelar agenda bedah buku di Perpustakaan Asshiddiqiyah pada Jum'at lalu, (06/03). Agenda ini diikuti khusus santri perempuan yang terdiri dari para mahasiswi dan santri Madrasah Aliyah.

Buku yang dibedah berjudul "Tentang Muslimah", yang merupakan karya kedua dari Ibu Nyai Hj. Atina Balqis Izzah. Beliau termotivasi menulis buku ini karena seorang gurunya di Yaman. Ibu Nyai Balqis saat itu menjadi seorang mahasiswi di Yaman, lebih tepatnya Tarim. Beliau dihadiahi sebuah buku oleh seorang syekh ahli al-Qur'an, dan saat itu beliau merasa inilah motivasi untuk menulis buku "Tentang Muslimah".



Buku ini berisi banyak hal ihwal tentang muslimah, diantaranya bagaimana peradaban atau agama lain memperlakukan wanita, bagaimana cara seorang muslimah bersyukur lewat perilaku dan akhlak, dan hak-hak muslimah. 

Harapan Ibu Nyai Balqis selanjutnya, dengan buku ini para muslimah menyadari akan kemuliaannya dan turut bangga menjadi seorang muslimah dengan cara menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba dan juga makhluk sosial. 



Di sesi tanya jawab, para audien dengan antusias bertanya menggali ilmu beliau dan juga tergugah untuk mengikuti jejak beliau menulis buku yang menarik ini. Beberapa hal yang ditanyakan para peserta antara lain tentang berhijab yang baik menurut beliau, akhlak seorang anak ketika ada perbedaan pendapat dengan orang tua, sikap muslimah ketika bertemu dengan lawan jenis yang bukan mahram, juga tips agar dapat melaksanakan peran sebagai anak, isteri, dan ibu sekaligus. Beliau mengulas isi bukunya dengan tuntas dan mengungkap beberapa hal penting dibalik penerbitan buku tersebut.

Tentang berpakaian, Ibu Nyai Balqis dalam bukunya menjelaskan bahwa libas al-mar’ah, yakni pakaian wajib yang longgar dan tidak tipis atau mencolok bagi perempuan yang baligh dan berakal untuk menutupi tubuhnya agar tercegah dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Sedangkan dengan kondisi dunia kini, muslimah-muslimah panutan yang berpendidikan dan berakhlak karimah yang tegar mandiri, serta mampu menyeru kebaikan dan mengajak untuk menjauhi keburukan sangatlah dibutuhkan. Perempuan sebagai tiang negara ini membutuhkan iman yang teguh di hati, selalu tawakal dan dzikir kepada Allah, memahami hakikat dan profesional dalam berdakwah.


Para santri pun antusias meminta tanda tangan penulis buku langsung dalam kesempatan ini. Acara diakhiri dengan penandatanganan buku dan foto bersama. 



(Iis NF/Lyda)

Foto: Asshiddiqiyah Media Center
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :