Kenapa Harus Minta Doa ke Kiai? Ini Jawabannya


AMC - Ribuan alumni Asshiddiqiyah dengan 12 cabangnya di seluruh Indonesia gencar berdakwah di masyarakat, dunia pertelevisian maupun media sosial. Sabtu malam, (02/11) Ustadz Hasan Kosasih, alumni tahun 2000 yang kerap muncul di televisi nasional hadir sebagai penceramah dalam Majelis Dzikir Asshiddiqiyah. 

Dalam tausiyahnya, Ustadz Hasan menyampaikan, pondok pesantren merupakan tempat yang tepat bagi pendidikan anak. Di dalamnya ia ditempa untuk mendapat ilmu agama dan diajarkan untuk berakhlak mulia, guna menjadi generasi penerus para ulama yg tak hanya berilmu namun juga berakhlak. 

"Kita dididik dan diajarkan akhlak untuk menjadi orang hebat. Santri harus memiliki akhlaqul karimah agar kemudian jadi orang hebat dan menjadi penerus para ulama," ujarnya menggebu-gebu di depan para jamaah.

Ustadz Hasan menyampaikan pula, "Santri yg menjadi kekuatan adalah wirid." Ia melanjutkan bahwa, hal penting lainnya yang pasti dimiliki santri, ia selalu kuat dengan doa dan wiridnya untuk menenangkan hati. Santri juga selalu berdoa melalui (washilah) gurunya agar kelak menjadi orang yang berguna. Ia memberi resep rahasia amalan yang selalu dibacanya yaitu shalallahu ala Muhammad setelah subuh dan maghrib (1000 atau 333 kali), dan shalawat fatih. Ia percaya bahwa setiap hajat akan tercapai dengan bacaan shalawat.

Lanjutnya lagi, sebagai santri, juga menjadi suatu kewajiban untuk selalu meminta doa kiai dan para guru, sebab mereka adalah sosok yang menghantarkan anak pada pemahaman ilmu. 

"Kenapa kita harus minta doa sama guru dan kiai? Karena mereka itu orang sholeh, insya Allah doanya diijabah," jelasnya tegas. 

Dahulunya, semasa nyantri di Asshiddiqiyah, Ustadz Hasan dan Ustadz Sholeh Mahmoed (Solmed) merupakan anggota IKAMSAS (ekstrakurikuler bagian dakwah). Saat ini keduanya merupakan contoh santri Asshiddiqiyah yang mampu eksis berdakwah di dunia nyata dan dunia maya. Itu tak lain merupakan hasil didikan Asshiddiyah, yakni Abah Noer dan Ibu Nyai Nur Djazilah. 

"Dalam kondisi apa pun yang namanya dzikir jangan sampai lepas dari lisan kita. Setelah dzikir, selalu minta doa guru-guru kita agar sukses dunia akhirat. Insya Allah berkah dunia akhirat," tandasnya di akhir tausiyah. Ia juga hadir bersama Ifan Paus Tuyul Millenium yang turut tampil menghibur para santri. (Lail/Lyda)




Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :