Hadiri Nyate Bareng Santri: Para Duta Besar Negara Asing Rasakan Sate 'Wenak'


AIC (JKT) - Nyate Bareng Santri Asshiddiqiyah 2018 selesai digelar siang tadi, Kamis (23/08). Tujuh orang perwakilan empat kedutaan besar negara asing menghadiri acara tahunan ini. Mereka yang hadir antara lain ialah para perwakilan Kedutaan Besar Amerika, Australia, Maroko dan Japan Foundation. Tamu undangan yang hadir antara lain 

Mereka yang sebagian besar sudah lancar berbahasa Indonesia menyapa para santri dengan begitu bersemangat, sedang yang lain berbahasa Inggris dan Arab. 

"Kami merasa senang dengan hubungan baik selama ini," ujar Emily Abraham, Assistant Cultural Attache US Embassy disambut tepuk sorak para santri.

Mereka yang sebagian baru pertama kali mengunjungi pesantren di Jakarta terlihat antusias mengikuti jalannya acara. Mereka juga berterimakasih telah diundang ke pesantren. Perwakilan kedutaan besar Maroko dan Jepang juga turut menyampaikan sambutan. Japan Foundation diwakili oleh Takuma Yamaguchi, assistant director dan Fujimoto Jin, program coordinator of Asia Center.

"Saya merasa bahwa adek-adek semua sangat beruntung bisa ada di pesantren ini," Boy Whalan  juga memberikan pendapatnya tentang santri. Ini langsung disambut dengan Yel-yel W.O.W andalan santri putri yang berhasil menarik senyum sumringah second secretary of Australia Embassy tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Gus Reza Azizy mengibaratkan pesantren rasanya seperti sate, 'wenak' (Bahasa Jawa: sangat enak). Sate sebagai ikon syiar di Idul Adha Asshiddiqiyah merupakan perpaduan daging dan berbagai bumbu memiliki rasa yang 'wenak'. Sama halnya dengan pesantren yang berisi ragam suku santri dari penjuru negeri menjadi satu di pesantren, rasanya 'wenak'.


Diiringi penampilan tim hadrah, tari Saman dan grup akustik, para perwakilan duta besar bercengkrama langsung dengan para santri yang sibuk membakar daging. Kepulan asap sate tidak menyurutkan semangat mereka. Mereka juga berpartisipasi dalam penjurian Nyate Bareng  kali ini. (Lail)
Proses penjurian Nyate Bareng Santri 2018



Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :