Kunjungan Duta Besar Maroko Jadi Kejutan Nyate Bareng

Duta Besar Maroko untuk Indonesia ketika menyampaikan sambutan dalam Nyate Bareng Santri 2018, Kamis (23/08).

AIC (JKT) - Tuan Oudia Benabdellah, Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Republik Indonesia dan Singapura memberi kejutan dengan hadiri Nyate Bareng Santri 2018, Kamis (23/08). Kehadirannya ke pesantren tanpa konfirmasi terlebih dahulu adalah murni surprise darinya. Ini adalah pertama kali ia mengunjungi Asshiddiqiyah sejak ditunjuk menjadi duta besar.

"Beliau sangat ramah, carefull, no gengsi, ndak formal-formalan, sederhana, padahal orang hebat. Beliau suka dengan kebersamaan dan semangat para santri," jelas Lurah Pondok, Ust. Husni Mubarok tentang kesan selama menemaninya ketika Nyate Bareng.

Tuan Benabdellah merupakan kepala kelompok parlemen untuk Asosiasi Nasional Liberal, wakil dari departemen Casablanca-Anfa sejak 2002, serta anggota Biro Politik Nasional Independen. Ia juga menerima Diploma Studi Lanjutan dalam Geografi dan Penciptaan Kota University of Sorbonne in Paris (1985) dan Diploma Arsitektur di Rouen pada tahun 1983. Secara khusus, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Parlemen dan Presiden Komunitas Urban Anfa (1999-2002). Ia juga anggota Dewan Arsitek Nasional selama tiga periode berturut-turut. 

Pria yang sudah menikah dan memiliki dua putra ini dalam sambutannya mengucapkan selamat atas perayaan Idul Adha dan berlangsungnya pertandingan dalam Asian Games 2018. Ia juga mendoakan
agar pesantren berkah dan para santri menjadi bagian dari para atlet masa depan untuk Indonesia.

Beliau sangat membuka sekali tali shilaturrahim langsung ke kantor beliau di Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Beliau terlihat sangat bergembira ketika bertemu dengan para alumni Asshiddiqiyah yang pernah belajar di Maroko. Ia juga mengajak banyak orang untuk mengambil foto dan video dengan ekspresi yang sangat riang saat pembakaran sate berlangsung.

"Semoga menjadi awal yang baik untuk hubungan bilateral pesantren dan Kedutaan Maroko ke depannya," harap Lurah Pondok di akhir kesan-kesannya terhadap Tuan Benabdellah. (Lyda/L)

Tuan Benabdellah bersama undangan yang lain menyicipi sate yang dibuat santri Asshiddiqiyah Pusat Jakarta.

Disarikan dari http://bayanemarrakech.com.
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :