AMC – Hujan mengguyur tempat pengungsian etnis Rohingya di
Cox’s Bazar, Bangladesh. Rapatnya tenda pengungsian itu telihat semakin kumuh
dengan keadaan tanah yang becek. Setiap tenda berisi sepuluh sampai dua puluh
orang, bahkan lebih dari itu. Sanitasi yang sangat tidak layak melengkapi duka
pengungsi Rohingya di musim penghujan kali ini.
Mereka tidak punya tempat tinggal yang menetap. Makanan dan
kesehatan menjadi hal yang sangat langka disana. Pendidikan bukan hanya susah
disana, tapi tidak ada.
Bocah-bocah laki-laki tak sedikit yang bertelanjang dada.
Musim hujan kali ini mereka lewati dengan dinginnya hawa pengungsian. Bukan
sehari atau dua hari, tapi setiap hari mereka lalui demikian.
Di balik tenda yang hanya terbuat dari bambu beratap terpal
plastik hitam, terdengar alunan ayat al Quran. Tampaklah di dalamnya, anak
perempuan kecil sedang membaca al Quran surah Al Baqarah juz 2. Anak kecil itu
mengenakan celana panjang dan kaos pendek, tanpa jilbab.
“Bagaimana dengan yang lain? Mereka yang sedang mengungsi,
adinda masih bisa sempat mengaji. Kalian yang tidak di pengungsian apakah
mengaji juga?” ujar Muhammad Wahib bersama juru kamera Ahmad Muhlishon dalam
laporannya selaku tim dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) Nahdlatul Ulama’ (NU) disana.
Meskipun dalam kesedihan, pengungsi dari etnis Rohingya masih
mengingat al Qur’an . Insya Allah al Qur’an yang akan membantu mereka kelak.
(LF)
0 komentar :
Posting Komentar