AMC- Terkait keikutsertaan di
parade kebhinekaan 412, sebagian alumni dari berbagai angkatan tabayun langsung
ke Abah Kyai Noor Iskandar, SQ. (senin, 05/12)
"Hal ini (tabayun)
merupakan salah satu bentuk ta'dzim kami terhadap Guru." cetus H. Zeen, Ketua
Ikatan Alumni Asshiddiqiyah (IKLAS).
Ada beberapa kesimpulan
yang didapat dari pertemuan tersebut, diantaranya :
1. K.H. Noor Iskandar, SQ
hadir dalam kapasitas beliau sebagai patron politik. Aksi 412 sebagai simbol
kemajemukan, tidak partai nasionalis saja. Harus ada penyeimbang.
2. Jika yang ditentang
adalah Basuki Cahya Purnama (Ahok), dia tidak hadir dalam acara tersebut. Jadi,
tidak ada hubunganya dengan dukung-mendukung kandidat calon tertentu.
3. Assiyasah Khid'ah
(politik itu strategi), beliau lebih menyebut 'khid'ah' karena banyak kelicikan.
Karna kejahatan yang terstruktur dan masif akan menang, daripada kebaikan yang
tidak tertata rapi.
4. Ahok boleh datang ke
Asshiddiqiyah, dengan satu syarat ; "SYAHADAT". Jika tidak, beliau
tidak akan mengizinkan sejengkal tanah AIC diinjak Ahok. Beliau menuturkan
langsung ketika tersambung via telpon dengan Presiden Jokowi.
5. Ketika Abah diminta
tolong Presiden Jokowi untuk memaafkan Ahok, jawaban beliau : "Syaratnya,
Ahok masuk Islam, permasalahan selesai."
6. Saya (Abah) sudah biasa
dicaci maki orang, sejak presiden Soeharto, dan ini merupakan bentuk perjuangan
Islam melalui politik.
Para alumni yang terkumpul
hanya berharap, untuk selalu berhusnudzon terhadap Guru. Abah sudah banyak
makan asam garam perpolitikan Indonesia. Pertimbangan untuk melakukan suatu
hal, pasti sudah matang. Lebih baik datang, menanyakan langsung alasan beliau.
Tidak menggunjing dibelakang, apalagi mencela.(NuSa/91)
0 komentar :
Posting Komentar