AMC- Jika hari
ini ada aksi 412 di Bundaran HI, Penerus Asshiddiqiyah tetap konsisten
berdakwah memperjuangkan tradisi pesantren. Para pimpinan sudah sepakat untuk
netral. Tidak memihak pada partai apapun, dan akan lebih fokus membenahi
kualitas pendidikan keagamaan.
Asshiddiqiyyah
akan tetap menjadi garda depan, memperjuangkan Islam Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Partai politik ‘islam’ hanya menjadi salah satu wasilah, bukan tujuan. Walaupun
pada ‘aksi damai 212’ Pondok yang terbesar di tengah kota ini tidak mengikuti,
akan tetapi semua santri diwajibkan untuk berdo’a dan beristighosah bersama,
berharap Indonesia tetap aman dan sentosa. sedangkan Ikatan alumni Asshiddiqiyah (IKLAS) juga ikut membaur bersama para tamu di Monas untuk membagikan minum dan sajadah."
K.H.Ahmad
Mahrus Iskandar, penerus AIC generasi pertama. Masih konsisten memperjuangkan
jihad ulama NU. Terhitung dari tanggal 3 Desember sampai sekarang, masih
mengikuti perkumpulan ASPARAGUS (Aspirasi para Ra dan Gus) di Solo.
“Kami
memperkuat silaturahim, ingin mengembalikan dan menyatukan Visi dan Misi yang
telah diamanahkan oleh Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari.” Tulis Gus Mahrus di WA.
“Al-Muhafadoh
Ala al-Qodimi as-Sholih, wa al-Ahdu bi al-Jadid al-Ashlah, wa Islahi al-Alslah
ila ma Huwa al-Aslah tsuma Aslah fa al-Aslah.”(menjaga tradisi yg baik, dan Mengambil
yang baru, yang lebih baik, kemudian memperbaiki yang baik, untuk lebih baik
lagi, dan seterusnya)
K.H.Hasan
Nuri Hidayatullah, penerus AIC karawang. Sudah mempunyai 3 cabang, dan baru
saja diamanahi sebagai Ketua Tanfidziah PWNU wilayah Jawa Barat. Baru saja
bertemu dengan Pengurus Laskar Aswaja. Memperjuangkan NU structural, agar masih
setia pada khittoh-nya. Berjuang dan berdakwah dengan akhlak yang mulia.
Semua
penerus Asshiddiqiyah berharap, pesantren tidak menjadi benda sejarah, yang
akhirnya dilupakan. Lembaga pendidikan yang harus independen, kokoh
memperjuangkan agama dan kesatuan NKRI.
(NuSa/91)
0 komentar :
Posting Komentar