AIC-Allah SWT menciptakan manusia dengan mengaruniakan jasad, akal dan hati. Ketiga hal tersebut merupakan potensi pokok yang harus selalu dibangun dan dijaga demi kelangsungan kehidupan. Sebagai penuntut ilmu, pandai-pandailah mencari posisi untuk mencapai kesuksesan melalui potensi tersebut. Jagalah kesehatan jasad dengan menerapkan pola hidup yang sehat (badan sehat, belajar pun semangat), latihlah potensi akal dengan meningkatkan daya pikir untuk selalu berkarya, dan cerahkanlah hati dengan dzikir Illahi yang memberikan kekuatan spiritual.
Dalam proses pembelajaran, tentunya diperlukan motivasi diri baik intern maupun ekstern demi sebuah kemajuan. Motivasi-motivasi itulah, yang mampu memberikan kekuatan dalam menjalani lika-liku menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita dan masa depan yang gemilang. Ada beberapa faktor pendorong kemajuan yang setidaknya perlu kita tanamkan sejak kini, antara lain :
1. Lillahi ta’ala.
Perjalanan hidup yang sedang kita jalani ini tak lain hanya mempunyai satu maksud, yaitu mengabdikan diri sebagai hamba Allah SWT. Menimba ilmu bukanlah demi mendapatkan pengakuan dengan berlombalomba memperoleh nilai tinggi, syahadah ataupun jabatan semata. Melainkan agar ilmu kita benar-benar diniatkan untuk pengabdian sepenuhnya kepada Allah SWT dengan pengabdian yang ikhlas.
2. Demi Indonesia.
Berjihad bagi para penuntut ilmu bukanlah turut mengangkat senjata di medan perang. Berjihad yang sebenarnya adalah mencurahkan waktu yang kita miliki untuk fokus mencari ilmu guna kemajuan tanah air tercinta. Ketahuilah, bahwasanya kepemimpinan tidak hanya berada ditangan presiden saja, tetapi kita sendiri pun bertanggung jawab menjadi pemimpin untuk diri sendiri. Jangan sia-siakan begitu saja kesempatan yang ada, karena sedetik masa muda yang telah berlalu tak akan pernah terulang kembali. Just make it worthy for us and our country.
3. Demi keluarga, kerabat, sahabat
Jangan kecewakan mereka yang senatiasa memberikan spirit dan kekuatan untuk belajar bagaimana kita bisa membuka mata, akal dan hati. Terus belajar bagaimana bisa memberi dan menerima atas nikmat yang Allah SWT anugerahkan. Perlu kita sadari pula bahwa perjalanan hidup ini adalah peluang untuk memberi, karena setelah meninggal yang ada hanyalah peluang untuk menerima. Selagi masih diberi nyawa di dunia, mulailah belajar bagaimana caranya untuk memberi semampunya dengan tulus. Entah itu memberi dengan harta, tenaga, ilmu, jasa, ataupun sekadar senyuman. Whatever we do inshallah will be there blessing on it.
0 komentar :
Posting Komentar