Ma'had Aly Jakarta : Pusat Kajian Islam Nusantara


 Jakarta, AIC Pusat -  pasca memperoleh SK Mentri Agama di Jombang (30/5/16), Ma’had Aly Asshiddiqiyah semakin mendapatkan perhatian dari semua kalangan, termasuk media masa.
“Saya sangat tertarik untuk mewawancarai pengelola Ma’had Aly Asshiddiqiyah, mohon kalau berkenan untuk meluangkan waktu.” Kata Iwan, Reporter Majalah Gatra melalui sambungan telepon. (kamis, 09/06/16)
Sesuai keputusan PMA (Peraturan Mentri Agama) nomor 71 tahun 2015, setiap Ma’had Aly hanya diberikan kewenangan untuk membuka 1 Prodi Jurusan. “Al-hamdulillah, kita sengaja memilih Prodi Sejarah Peradaban Islam, walaupun sudah 10 tahun berkecimpung di spesialisasi Fikih dan Ushul Fikih” kata Noor Salikin, Ketua II bidang kurikulum dan kemahasiswaan.
Wawancara seputar pola pembelajaran dan kurikulum Ma’had Aly dirasa penting. Selain memperkenalkan perguruan tinggi baru, juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat  perihal perbedaan dan keunggulan kampus yang berbasis pesantren ini.
“Hemat saya, ada dua distingsi dan exelensi antara Ma’had Aly dan Perguruan Tinggi lain : pertama, kurikulum berbasis pesantren atau 80% lebih kepada pengkajian teks kitab kuning, sehingga akan membentuk output yang mempunyai kapabilitas dan sanad keilmuan yang jelas. Kedua, harus tinggal dipesantren sebagai langkah untuk mengkontrol kepribadian para Mahasantri.” Lanjut Ustad muda jebolan Universitas al-Ahgaff Yaman itu.
Terkait prodi Sejarah Peradaban Islam, merupakan prodi unggulan yang dipilih oleh Ma’had Aly Asshiddiqiyah. “Kenapa bisa memilih prodi ini? Sedangkan sudah berjalan 10 tahun lamanya dengan spesialisasi Fikih dan Ushul Fikih!” Tanya wartawan Gatra asal Jember yang mempunyai nama lengkap M Afwan Fathul Bari.
Ini terkait dengan kemampuan dosen dan kebutuhan masyarakat mengenai pentingnya kembali kepada sejarah, khususnya Islam Nusantara. “Ini akan menjadi  persaingan dan pesebaran prodi yang fantastis! Ma’had Aly Asshiddiqiyah harus menjadi pusat kajian Sejarah Islam Nusantara dan Dunia.” Tukas kepala II prodi Sejarah Peradaban Islam ini dengan optimisme yang tinggi.(N/S)


Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :