Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Menangkan Lomba Pidato

Asshiddiqiyah
Dari kiri; Tuhfatul Millah,(Juara 1 pidato Bahasan Inggris), Mr. Ridwan Syafii (Pembimbing), Deni Marwanto (Juara 2 pidato bahasa Indonesia)

AIC(JKT)
            Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta meraih prestasi terbaik dalam Lomba Pidato bahasa Inggris yang digelar oleh Panitia Gebyar VIII Pondok Pesantren Jam’iyyah Islamiyah Tangerang selatan pada kamis 05 Mei 2016.
Dua santri yakni Tuhfatul Millah (kelas X MA) meraih juara 1 lomba pidato (speech) bahasa Inggris dan Deni Marwanto (kelas IX SMP) meraih juara 2 Lomba Pidato bahasa Indonesia. Perjuangan meraih prestasi tersebut tidak mudah, karena harus berkompetisi dengan puluhan pesantren se-Jabodetabek. Prestasi itu pun diraih bukan karena faktor kebetulan, tetapi karena mereka mampu mempersiapkan lomba dengan baik.
Tuhfatul Millah mengaku harus menyiapkan pidatonya beberapa hari sebelum berlomba. Menurutnya, bahasa Inggris bukan hanya sekedar teori saja, akan tetapi harus dipraktikkan setiap hari. “Bahasa Inggris telah dipelajari sejak SD hingga SMA hanya sebagai teori saja, agar bahasa Inggris bermanfaat maka harus dipraktikkan setiap hari,” ujar santriwati peraih juara pidato bahasa Inggris tersebut.
Selain itu, Millah juga sering membaca buku berbahasa Inggris untuk menambah kosa kata, ia juga sering berbicara langsung dengan orang asing, ketika pondok pesantren Asshiddiqiyah mendapat kunjungan dari luar negri, Millah selalu menyempatkan diri untuk menemui dan mempraktikkannya dengan bule tersebut.
Mr. Ridwan Syafi’i yang saat itu mendampingi anak didiknya menambahkan bahwa di pondok pesantren Asshidiqiyah diwajibkan menggunakan bahasa asing, Arab dan Inggris. “Kewajiban menggunaan bahasa arab dan inggris akan sangat membatu para santri dalam meningkatkan kemampuan berbahasa asing”. Tutur pria yang menjabat sebagai ketua program bahasa tersebut.
Sementara itu, Deni Marwanto (Deni) yang hobi berpidato sejak kecil selalu melatih kemampuannya di depan teman-temannya. Ia sering tampil dalam acara-acara yang diadakan oleh pondok pesantren. Menurutnya, hal yang paling ditakuti ketika tampil di depan umum adalah rasa grogi atau Demam Panggung. Namun hal ini dapat diatasi dengan seringnya berlatih. “Pidato di depan umum awalnya terasa menakutkan, tapi setelah sering berlatih jadi tidak takut lagi. Tutur Deni saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Ust. Imam Syafi’I, selaku kepala Madrasah Diniyah mengungkapkan rasa bangga karena santrinya bisa berprestasi. Pihaknya selama ini mendukung potensi dan kemampuan santri untuk berprestasi di segala bidang. Pensantren Asshiddiqiyah juga akan terus memfasilitasi santri lainnya agar mampu berprestasi. (Rumadie)


Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :