Hari Santri 2022: Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan


AMC -Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah hadiri malam puncak peringatan Hari Santri pada 22 Oktober 2022, di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Jakarta.

Serangkaian acara dalam rangka semarak Hari Santri 2022 telah dilaksanakan sebelumnya, mulai dari Pesantren Business Virtual Exhibition yang merupakan pameran virtual pesantren terbesar pada 16 sampai 21 Oktober 2022. Pameran produk unggulan pesantren ini dapat dinikmati secara virtual melalui smartphone maupun perangkat komputer di rumah.

Disusul dengan diselenggarakannya Simposium Hazanah Pemikiran Santri dan Kajian Pesantren atau Mu'tamad pada 21 hingga 23 Oktober 2022,  dimana para santri, alumni pesantren dan akademisi mendiskusikan isu-isu seputar pesantren seperti isu lingkungan, isu fikih, pendidikan pesantren pasca covid-19 dan lain sebagainya.


"Atas arahan Gus Menteri sebagai bagian dari keinginan besar kita untuk senantiasa memelihara, melestarikan peradaban yang dibangun di dunia pesantren maka dalam waktu yang sama, kita mengadakan Kongres Aksara Pegon", imbuh Direktur Jenderal Pendidikan Islam H. Muhammad Ali Ramdhani.

Pada pagi hari Sabtu, diadakan juga Upacara Hari Santri sekaligu diintegrasikan dengan "Mayoran Santri". Kemudian, ada juga Panggung hiburan santri dan layanan cek kesehatan gratis yang dilakukan oleh para dokter dari kalangan santri yang merupakan alumni PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi).

Shalawat Kebangsaan yang merupakan malam puncak peringatan Hari Santri 2022 dimeriahkan oleh Gus Azmi Askandar dan Syubbanul Muslimin. KH Anwar Zahid, Ustadzah Mumpuni Handayayekti dan tampilan pantun dari Lebah Begantong turut memeriahkan malam puncak tersebut.

Tampak hadir para Menteri Republik Indonesia, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan MenPANRB Azwar Anas.

Dihadapan para santri Indonesia, Menteri Agama berpesan agar kita tidak sekedar berbangga hati atas adanya peringatan Hari Santri, tetapi juga harus diiringi dengan perjuangan tiada henti.

"Santri kalau mau berdaya harus berusaha. Tidak berbangga hati. Santri bisa menjadi apa saja tapi harus berjuang. Tugas pertama adalah ngaji yang tekun dan belajar yang benar", pesan beliau.

Tampak juga, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, para pejabat eselon I dan II, Staf Khusus, Staf Ahli dan Tenaga Ahli Menag serta pimpinan ormas Islam.

Ibu Nyai Hj. Nur Djazilah beserta Khadimul Ma'had Asshiddiqiyah KH Ahmad Mahrus Iskandar nampak hadir bersama para tamu undangan diatas panggung. (Maylitha)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :