KH. Achmad Chalwani: Salah Satu Ijazah KH. Noer Muhammad Iskandar yang Mujarab

AMC -Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, KH. Achmad Chalwani mengaku pernah mendapatkan ijazah amalan yang mujarab dari pendiri pondok pesantren Asshiddiqiyah, KH. Noer Muhammad Iskandar yang masih diamalkan sampai sekarang.

“Saya termasuk dapat ijazah dari Almarhum KH. Noer Muhammad Iskandar dan ternyata mujarab. Hasbunallah wa Ni’mal wakiil Ni’mal maula wa ni’man nasiir, dibaca sehari 119 kali untuk menghadapi orang-orang yang enggak suka, orang yang musuhin dan sebagainya,” tutur Kyai Chalwani dalam tausiyahnya pada acara peringatan Haul pertama KH. Noer Muhammad Iskandkar pada Jum’at siang (03/12).

Kemujaraban amalan tersebut dibuktikan secara langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi itu melalui kisah-kisah yang pernah dilaluinya. Salah satunya yang terjadi ketika seorang kasi kurev dari kemenag Purworeja datang dalam keadaan menangis, mengadu kepada Kyai Chalwani akan dibunuh. Lalu, Kyai Chalwani memberikan Ijazah dari Pendiri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tersebut untuk diamalkan selama tujuh hari. Dan menakjubkannya, baru diamalkan tiga hari orang yang mengancam akan membunuh tersebut meminta maaf dan berdamai.


“Ada lagi, saya habis asar ditelpon orang Kalimantan. Katanya, Kyai nanti malam ada orang dayak ngeroyok sini dua truk. Saya bilang, tolong nanti baca ini bareng-bareng. Hasbunallah wa ni’mal wakil … dibaca bareng-bareng dan malamnya mereka minta damai,” tambah sahabat KH. Noer Muhammad Iskandar itu agar lebih meyakinkan.

“Dan apabila keadaannya genting, maka dianjurkan untuk dibaca sebanyak 450 kali,” lanjutnya.
Terlepas dari kemujaraban ijazah Abah Yai Noer yang telah disebutkan sebagai salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayangnya terhadap umat semasa hidupnya, dalam tausiyahnya yang berdurasi sekitar 50 menit itu, KH. Achmad Chalwani juga menuturkan bahwa tingkat kepedulian orang yang sudah meninggal lebih tinggi daripada orang yang masih hidup. Sebagimana qoul Syekh Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Shohib Rattib Al-Haddad) yang berbunyi:

إِهْتِمَامُ الْأَمْوَاتِ لِلْأَحْيَاءِ أَشَدُّ مِنْ إِهْتِمَامِ الْأَحْيَاءِ لِلْأَمْوَاتِ

“Kepedulian orang yang sudah meninggal terhadap yang masih hidup lebih tinggi daripada kepedulian orang hidup terhadap orang yang sudah meninggal.”

“Maka, nabi sampai sekarang sangat peduli dengan kita. Termasuk para wali, walisongo dan termasuk almarhum KH. Noer Muhammad Iskandar.” Tegas Kyai Chalwani di tengah-tengah tausiahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa KH. Noer Muhammad Iskandar benar-benar pantas menjadi role model (panutan) yang selalu memberikan kemanfaatan bagi umat sekalipun raganya sudah tidak ada di dunia ini. Mashaallah. (Winda)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :