Shalawat Nariyah; Senjata Pilihan Guna Memerangi Wabah Covid-19

AMC -Pandemi covid-19 semakin meningkat. PP. Muslimat NU bekerjasama dengan TV Nahdlatul Ulama menyelenggarakan acara “Pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah”. Acara tersebut merupakan ikhtiar bathin dalam rangka mencegah penyebaran covid-19 di Indonesia demi keselamatan diri kita, keluarga, serta seluruh masyarakat Indonesia, Kamis malam (22/7). 

Acara yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui channel youtube TVNU dan instagram @tvnu.id, dimulai dari pukul 19.30 sampai pukul 21.50 WIB. Lebih dari 500 partisipan mengikuti acara tersebut melalui tiga aplikasi tersebut. Dari 500 partisipan, turut hadir para tokoh Pimpinan Pusat Muslimat NU di antaranya pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, yaitu Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah M. Noer Iskandar, Prof. Hj. Sri Mulyati, Hj. Machfudhoh, Hj. Nurhayati Said Aqil Siraj dan H. Robikin EMHAS.

Dibuka dengan pembacaan ummul kitab yang dipimpin oleh Hj. Arifah Fauzi selaku host pada malam itu, dan dilanjutan pembacaan tawasul, istghasah, dan shalawat Nariyah sebanyak 44 kali dipimpin langsung oleh Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah.

Shalawat Nariyah yang diyakini mempunyai banyak keutamaan, di antaranya mampu menjadi doa agar dikabulkannya hajat, sebagai pembuka pintu rezeki, dapat mencegah segala kemadharatan, mampu mengatasi segala macam marabahaya, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, Shalawat Nariyah menjadi pilihan yang tepat sebagai usaha bathin kita dalam pencegahan  penyebaran wabah covid-19.

“Ada yang memahami virus itu sebagai hukuman, cobaan, bahkan ujian dari Allah Swt. Akan tetapi perlu kita ketahui, dalam perspektif islam virus itu juga hamba Allah. Ia akan menyebar atau tidak, menjangkit kita atau tidak, itu semua atas izin dan kehendak Allah. Jadi sebagai orang islam, kita cukup kembalikan semuanya kepada yang menciptakan virus tersebut, yakni Allah Swt. Kita hanya perlu berdoa semoga Allah lekas mengangkat virus covid-19 ini kapanpun Allah berkehendak.” Ujar Ibu Nyai Hj. Sri Mulyati ketika menyampaikan mau’idhatul hasanah pada puncak acara tersebut.

Awalnya, mau’idhatul hasanah akan disampaikan oleh Hj. Khofifah Indar Parawansa, akan tetapi dikarenakan beliau berhalangan mengikuti acara hingga akhir sehingga tugas mengisi acara mau’idhatul hasanah dialihkan kepada Ibu Nyai Hj. Sri Mulyati yang dengan siap menggantikannya. Beliau berbicara banyak mengenai penelitian wabah covid-19 di Indonesia sampai di luar negeri beserta penanganannya.
“Semoga dengan wasilah ini (Shalawat Nariyah), Allah mendengarkan dan mengabulkan segala permohonan yang disampaikan dari lubuk hati yang paling dalam dan keikhlasan hadirin-hadirot semua. Sehingga covid-19 ini dapat terangkat dari muka bumi dengan izin Allah Swt.” Pungkas beliau lagi di akhir sambutannya. 

Harapan-harapan hilangnya pandemi covid-19 ini juga terlontar oleh Hj. Nurhayati Said Aqil Siraj dan H. Robikin EMHAS di tengah-tengah sambutannya sebagai pimpinan pengurus Nahdlatul Ulama. Bahkan dengan keyakinan penuh, kita semua juga mengharapkan berakhirnya pandemi covid-19 yang selama hampir 1,5 tahun ini memberikan penderitaan dan keresahan manusia di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Selain itu, Hj. Nurhayati Said Aqil Siraj juga mengimbau agar masyarakat Indonesia khususnya untuk selalu menaati peraturan pemerintah yang berlaku. Seperti selalu menerapkan protokol kesehatan, menghindari kerumunan guna meminimalisir mata rantai penyebaran covid-19. Sebagaimana kaidah fikih yang beliau sebutkan dalam sambutannya:

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
”Mencegah ke-madharat-an harus didahulukan daripada mendatangkan ke-mashlahat-an.”
Semoga dengan adanya pembacaan Shalawat Nariyah dan doa bersama ini, wabah pandemi covid-19 segera berakhir, sehingga segala aktifitas kehidupan berjalan dengan normal kembali. (Winda/Mila)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :