AMC- Senin
siang kemarin, Ikatan Keluarga Alumni Asshiddiqiyah (IKLAS) melakukan mediasi
dengan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta membahas kasus
berita hoax dan fitnah terhadap guru kami KH Noer Muhammad Iskandar SQ, yang
disebarkan salah seorang dosen UIN bernama Sunandar Ibnoe Nur di akun Facebook
miliknya.
Awalnya
saya mengira, para alumni yang akan mengikuti mediasi hanya belasan orang.
Namun di luar dugaan, para alumni yang hadirternyata
mencapai sekitar 100 orang. Mereka nampak hadir dengan penuh semangat menanti
jalannya mediasi.
Pertemuan yang tadinya akan dilangsungkan di ruang meeting pun
harus dipindah ke Gedung Teater yang denahnya mirip bioskop, karena dapat
menampung lebih banyak jumlah massa. Pekik kalimat "Hidup
Asshiddiqiyah...!" terus digelorakan para alumni menyambut dimulainya
mediasi.
Acara mediasi sendiri dimulai dan dibuka oleh Dekan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Bapak Arief Subhan. Sang dosen pemilik Akun
Sunandar Ibnoe Nur juga hadir dan duduk persis di sebelah Dekan.
Usai mendengarkan pernyataan sikap dan ancaman gugatan
yang disampaikan pihak IKLAS, Pak Sunandar akhirnya angkat suara. Dengan suara
terbata-bata dia kembali menyampaikan permohonan maaf dan siap melakukan sowan
ke Pak Kiai pada hari itu juga.
Acara mediasi diakhiri dengan pembacaan doa, saling
bersalaman dan foto bersama. Pak Sunandar yang bersedia menandatangani surat
tuntutan para alumni di atas materai, langsung bergegas menemui Pak Kiai di kediaman
Kedoya. Saya tak bisa turut bergabung karena harus menghadiri acara di tempat
lain.
Sebagai seorang santri, kami memilih sami'na wa
atha'na tentang akhir cerita dari persoalan ini. Bila Pak Kiai sudah memaafkan,
maka secara otomatis rekan-rekan alumni pun akan menutup lembaran kasus ini.
Dan alhamdulillah, Pak Kiai sebagai figur yang sangat terlatih menghadapi
fitnah, sudah memaafkan Pak Sunandar dengan penuh ketulusan.
Satu hal yang ingin saya sampaikan dalam catatan ini
adalah rasa bangga dan haru melihat animo para alumni yang begitu tinggi.
Mereka rela meninggalkan aktivitas hanya demi mengikuti mediasi. Para alumni
sangat cepat merapatkan barisan kendati tidak saling mengenal karena perbedaan
masa transisi.
Apresiasi khusus saya sampaikan kepada para alumni
yang masih menjalani study di UIN Jakarta. Mereka lah yang menginisiasi,
mengadvokasi sekaligus mengawal kasus ini hingga terjadinya mediasi. Semua itu
mereka lakukan karena rasa cinta dan takzim kepada Pak Kiai.
Pemandangan kemarin membawa pesan bahwa jiwa korsa
tidak hanya terjadi di lingkaran TNI, tetapi juga dimiliki oleh kalangan
santri. Dan semua ini menjadi bukti bahwa Pak Kiai tidak akan pernah sendiri.
Satu komando, satu perjuangan, jaga persaudaraan dan
tetap rapatkan barisan.
Salam Satu Atap...
Tb Ardi Januar
(Sekjen IKLAS)
(Sekjen IKLAS)
Foto: Wahyu Cao (Tim Medtik IKLAS)
0 komentar :
Posting Komentar