RMI Luncurkan Aplikasi Ayo Mondok


AMC- Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dalam menyediakan Informasi direktori pondok pesantren, Robitoh Maahid Islamiya melalui kordinator Gerakan Nasional Ayo mondok melakukan launching aplikasi yang dinamakan "ayomondok".

Aplikasi ini dapat diunduh melalui playstore untuk penguna android. Aplikasi ayomondok ini menyediakan informasi profil pondok pesantren secara detail seperti alamat juga nomor kontak yang bisa dihubungi para calon santri atau siapapun yang membutuhkan Informasi mengenai pondok pesantren.


Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional begitu banyak agenda yang diadakan untuk memeriahkan. Salah satunya adalah Pekan Kreatifitas Santri Nasional yang diadakan di sekitar Komplek Stadion Maguwoharjo Sleman Yogjakarta. Agenda yang dilaksanakan mulai tanggal 26 Oktober 2016 sampai  dengan 30 Oktober 2016 ini mempunyai banyak macam acara di dalamnya salah satunya Festival Videotren, 

Videotren adalah video yang berkaitan dengan pesantren. panitia menentukan 3 tema dalam perlombaan video tren tersebut, yaitu tentang sosok kiyai, profil pesantrendan cerita unik atau nostagia di pesantren. 

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta merupakan salah satu dari 121 peserta videotren yang lolos seleksi. Dengan mengangkat tema “Cerita Unik di Pesantren” para santri asshiddiqiyah menyajikan video berdurasi 7 menit yang sangat menyentuh. Asshiddiqiyah menjadi satu-satunya peserta videotren yang berasal dari ibu kota.


Selain itu, 4 santri yang hoby di bidang sepak bola juga mewakili DKI Jakarta dalam Liga Santri Nusantara di Jogja. Mereka adalah Alwi Muhammad Bakri, Apriansyah, Muhammad Al fadhil Al Mubarok dan Santri asal Thailand kossan yarrem.

Pekan Kreatifitas Santri Nasional ini diharapkan mampu membumikan khasanah keilmuan dalam pesantren ataupun tradisi dalam dunia pesantren. Harapan untuk mengembangkan potensipun juga mendukung dengan adanya acara ini dalam rangka ajang untuk penyaluran bakat yang di miliki seorang santri. Kepribadian khas yang dimiliki seorang santri menjadi cerminan persepsi dalam masyarakat, ini suatu wujud apresiasi dengan adanya acara seperti peringatan Hari Santri Nasional.

Penyelenggaraan Festival Rebana Pekan Kreatifitas Santri Nasional ini terbilang sukses dengan banyaknya simpatisan dari jogja maupun luar jogja membuat ajang perlombaan menjadi lebih seru dan menghibur. Festival Rebana ini diikuti beberapa peserta dari pondok pesantren sekitar jogjakarta mupun dari wilayah luar jogjakarta. Rebana Es-Salafy MA NU TBS Kudus menjadi satu satunya delegasi dari karesidenan Pati yang mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara Festival tersebut. Dengan adanya acara festival ini penyaluran dan pengembangan bakat untuk berkarya dan beraktualisasi sangat berpeluang besar berkembang dalam diri seorang santri.

Dalam festival tersebut rebana Es-salafy MA NU TBS Kudus berhasil memboyong  juara satu dalam  Festival Rebana Nasional yang diadakan di Sleman Yogyakarta. Berbekal pengalaman dan semangat yang besar untuk bersyiar melalui sholawat adalah sebuah kunci dari keberhasilan yang di capai rebana Es-salafy ini. 

Dukungan dan support dari Keluarga Besar Format Jogjakarta juga memberikan efek besar bagi keberhasilan rebana Es-salafy MA NU TBS Kudus. Beberapa alumni dari MA NU TBS Kudus ikut hadir dan memberikan dukungan penuh, bukan hanya dari alumni yang berdomisili di Jogjakarta dan sekitarnya akan tetapi jauh – jauh dari kudus datang untuk ikut serta memberikan dukungan.

Dalam acara penutupan Festival Pekan Kreatifitas Santri Nasional di Sleman ini rebana Es-salafy diberikan kesempatan untuk memberikan penampilan penutup di Stadion Maguwoharjo Sleman. Suatu kebanggan datang jauh jauh dari kudus untuk memberikan suguhan hiburan yang menarik bagi santri dan masyarakat sekitar yang datang. Sebuah hadiah yang besar tentunya untuk rebana Es-salafy yang datang dari kudus ke jogja untuk ikut serta dalam memperingati Hari Santri Nasional.


Reporter : Arief Azizy
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :