Mencintai Sewajarnya Dan Membenci Sekedarnya


KEKASIH, berarti seseorang (atau sesuatu) yang dicintai. Karakter (tabiat) manusia memang ekstrim. Kecenderungannya bisa ke kanan, atau ke kiri. Dalam bahasa agama, kita mengenal istilah ifrath (lebay, berlebihan), atau tafrith (abai, mengingkari). Ya, berlebih-lebihan atau mengabaikan selalu menjadi pilihan yang sama-sama menyesatkan.

Seperti itu juga dalam masalah cinta dan benci. Ada yang saking cintanya, lalu memuja, menabikan, bahkan menuhankan. Itu terjadi karena saat kita mencintai seseorang (sesuatu), kita akan cenderung terbuai oleh kelebihan-kelebihannya. Sedangkan jika kita benci, maka kita akan cenderung terfokus pada kekurangan-kekurangan dan mengingkari segala kebaikan yang dimiliki sosok yang kita benci. Kita akan menggunakan segala cara untuk mengekspresikan kebencian kita. Oleh karena itu, perhatikan petikan kalam hikmah dibawah ini:

قال الإمام الحسن البصري رحمه الله:
"أحِبُّوا هَوْنًا، وَأَبْغِضُوا هَونًا، فَقَد أَفرَطَ قَومٌ في حُبِّ قَومٍ فَهَلَكُوا، وَأَفرَطَ قَومٌ فِي بُغْضِ قَومٍ فَهَلَكُوا" انتهى.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah telah berkata: Mencintailah kalian sekedarnya saja, menbencipun sekedarnya saja. Sebab ada sekelompok orang terlalu berlebihan dalam mencintai sehingga mereka menjadi binasa karenanya, dan juga ada sekelompok orang terlalu berlebihan dalam membenci sehingga mereka menjadi binasa karenanya.

Referensi:
- Faidhu Al-Qodiir syarh Al-Jami' Al-Shagir, jilid: I/ halaman: 176, karya Al-Munawi (1031 H), cet: Al-Maktabah Al-Tijariyah Meshir.

Penjelasan:
Kalam hikmah diatas mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam mencintai seseorang atau sesuatu. Karena apabila berlebihan kelak mungkin kita akan sengsara dengan kesengsaran yang luar biasa ketika cinta berubah menjadi benci.

Begitu juga dalam membenci seseorang atau sesuatu. Maka ketika kita membenci, bencilah sekedarnya saja dan jangan berlebihan. Sebab apabila demikian kelak mungkin kita akan malu luar biasa ketika benci berubah menjadi cinta.

Jadi, cintailah dan bencilah seseorang atau sesuatu secara wajar dan sederhana saja, jangan berlebihan. Karena sesungguhnya hanya Allah dan Rasul-Nya yang pantas kita cintai sepenuh hati dan sepenuh jiwa mengalahkan segala yang ada di dunia ini.


[Asshiddiqiyah Media Center]
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :