Turut hadir dalam acara tersebut Ning Eka Fitri selaku
koordinator daerah Nawaning Nusantara DKI Jakarta. Dalam kesempatan tersebut ia
mengajak santri senantiasa bangga dan bersyukur karena bisa menjadi santri, sebab
tidak semua orang bisa merasakannya.
“Santri adalah pilihan Allah karena tidak semua orang
bisa menjadi santri. Jika bukan hati kita yang dibuka maka kita tidak mungkin
bisa menjadi santri. Santri juga amanah yang harus kita jalankan dengan
hati-hati,” ungkap Ning Eka dalam acara istighasah dan talkshow bersama
Nawaning DKI Jakarta, di Pesantren Asshiddiqiyah, Minggu, (03/11).
Ia juga menjelaskan jika santri harus mengedepankan
akhlak dibanding pintar semata. Sebab, jika akhlaknya bagus maka hal-hal yang
lain (seperti kepintaran) akan ikut. Santri juga harus menunjukkan dirinya
dengan meraih ragam prestasi yang ada dan jangan sampai puas dengan
membanggakan kedudukan atau prestasi orang tuanya.
“Pemuda hari adalah pemimpin di masa depan. Pemimpin yang
menunjukkan prestasi dan reputasi dirinya sendiri dengan diasari keterampilan,
keahlian dan sebagainya, bukan menjadi pemimpin karena jabatan orang tua dan
sebagainya. “Laisal fata man yaqulu kana abi, wa lakinna al-fata man yaqulu
ha ana dza,” artinya, “Bukan dikatakan seorang pemuda atau pemimpin jika
berbicara soal kehebatan orang tuanya, tapi yang dikatakan pemuda adalah orang yang berkata ini adalah aku,”
ungkapnya.
0 komentar :
Posting Komentar