SMA Kanisius Adakan “Studi Ekskursi Live In” di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

SMA Kanisius adakan “studi ekskursi live in” di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

AMC- Sejumlah 20 siswa kelas 12 SMA Kanisius Menteng adakan studi ekskursi live in di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.  Kegiatan tersebut berlangsug selama 4 hari sejak 24-27 Oktober 2017.

Agenda tahunan tersebut mengangkat tema toleransi antar umat beragama di Indonesia.

"Ini merupakan kali ke dua dari agenda tahunan. Sebelumnya kami mengangkat tema ekologi. Tahun ini tentang toleransi" Ujar Ibu Ana di sela-sela sambutan Pembukaan (24/10)

Ibu Ana, kepala koordinator kegiatan tersebut juga memaparkan, Siswa SMA Kanisius terbilang lunas hafal membicarakan keragaman umat beragama. Mereka membutuhkan prakteknya.

"Anak-anak ini, jika bicara tentang toleransi antar umat beragama sudah diluar kepala. Tinggal bagaimana kongkritnya. Bagaimana mereka dihadapkan dalam menerima perbedaan" Ucapnya.

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, pimpinan Asshiddiqiyah menerima dengan sangat terbuka adanya kegiatan ini.

"Saya, mewakili Ayahanda kami sangat welcome terhadap siswa-siswa kanisius." Ujarnya.

Gus Mahrus, sapaan hangatnya sangat apsiatif dengan kegiatan ini. Harapan-demi harapan diungkapkan beliau usai mengisi materi.

"Semoga nanti ade-ade siswa dapat mengambil khazanah keilmuan pesantren. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat kalian ambil disini. Kami tentu sangat apresiasi dengan kegiatan ini. Semoga betah." Ujarnya.

Kegiatan ekskursi ini sepenuhnya didesain oleh pesantren Asshiddiqiyah. Selain seminar, dialog dan diskusi, Siswa-siswa mengikuti beberapa kegiatan santri antara lain; Ekstrakulikuler, senam bersama, converstation, makan besar, belajar arab pegon, bandongan dan sorogan, sharinh beasiswa lalu dipungkasi dengan ro'an atau bersih-bersih bersama.

Di malam puncak perpisahan (26/10), para siswa tersebut mengungkapkan pesan dan kesannya masing-masing.  

"Kagum. Saya sangat kagum dengan kalian (santri). Kalian bisa bangun jam setengah empat, tidur jam 10, dengan seabreg kegiatan belajarnya. Saya kagum. 

Kagum dengan semangat kalian." Ungkap William
Sedang Jhon . . . .
"Pesatren mematahkan persepsiku bahwa Islam tidaklah Radikal, nggak mengajarkan kebencian. Seperti halnya yang dikabarkan media-media hari ini." Ujarnya. Gaya bicaranya begitu struktur. Sorak sorai santri menyambut setiap kalimat yang meluncur.

Sementara Christian . . . memaparkan nilai kesederhanaan kehidupan santri.
"Jujur. Saya malu jika kalah semangatnya dengan kalian. Kalian, dengan kesederhanaan, tetap semangat belajar. Solidaritas kalian kuat. Dan saya melihat kalian banyak tertawa dengan teman-teman kalian. Tidur, makan bareng." Bicaranya sedikit terbata. Matanya berkaca-kaca.



Selain dengan testimoni, acara malam puncak perpisahan tersebut, siswa dan santri menunjukkan kekompakkannya dalam menyanyikan Lagu kebangsaan dan lagu-lagu pop diiringi musik akustik dan seksofone. (Fuad)

SMA Kanisius bersama Pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah

Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :