Alunan Al Quran dalam Tangis Rohingya


AMC – Hujan mengguyur tempat pengungsian etnis Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh. Rapatnya tenda pengungsian itu telihat semakin kumuh dengan keadaan tanah yang becek. Setiap tenda berisi sepuluh sampai dua puluh orang, bahkan lebih dari itu. Sanitasi yang sangat tidak layak melengkapi duka pengungsi Rohingya di musim penghujan kali ini.

Mereka tidak punya tempat tinggal yang menetap. Makanan dan kesehatan menjadi hal yang sangat langka disana. Pendidikan bukan hanya susah disana, tapi tidak ada.

Bocah-bocah laki-laki tak sedikit yang bertelanjang dada. Musim hujan kali ini mereka lewati dengan dinginnya hawa pengungsian. Bukan sehari atau dua hari, tapi setiap hari mereka lalui demikian.

Di balik tenda yang hanya terbuat dari bambu beratap terpal plastik hitam, terdengar alunan ayat al Quran. Tampaklah di dalamnya, anak perempuan kecil sedang membaca al Quran surah Al Baqarah juz 2. Anak kecil itu mengenakan celana panjang dan kaos pendek, tanpa jilbab.

“Bagaimana dengan yang lain? Mereka yang sedang mengungsi, adinda masih bisa sempat mengaji. Kalian yang tidak di pengungsian apakah mengaji juga?” ujar Muhammad Wahib bersama juru kamera Ahmad Muhlishon dalam laporannya selaku tim dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama’ (NU) disana.


Meskipun dalam kesedihan, pengungsi dari etnis Rohingya masih mengingat al Qur’an . Insya Allah al Qur’an yang akan membantu mereka kelak. (LF)
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :