Jelang Pilkada, Ini Keriteria Memilih Pemimpin Menurut Rektor Ma'had Aly Asshiddiqiyah


Menjelang 'Jakarta Memilih' yang bertepatan dengan kongres VI Senat Mahasiswa,  Rektor Mahad Aly Sa'iidushiddiqiyah Jakarta, Drs. H. Abdul Kholiq, MA ,mengutarakan kriteria dalam memilih pemimpin. Sabtu (21/01) 

 Dalam al-Qur'an, Allah swt berfirman "Allah mengangkat derajat orang beriman diantaramu dan orang-orang  yang diberi ilmu beberapa derajat". Penyebutan 'orang beriman' didahulukan, kemudian disusul dengan kalimat 'orang-orang yang diberi ilmu'.

Kriteria seorang pemimpin yang paling utama ialah beriman, kemudian berilmu. Allah mengangkat Nabi Ibrahim sebagai pemimpin bagi manusia karena beliau mutlak jujur. Nabi Yusuf, karena jujur dan berilmu. Nabi Musa, karena kuat fisik dan jujur pula. Nabi Muhammad saw karena dapat dipercaya, sabar dan rahmatan lil 'alamin. 

 Kesimpulannya, kriteria pemimpin yang baik dalam al-qur'an ialah beriman, jujur, kuat fisik, berilmu, sabar, dapat dipercaya dan dapat membawa pengaruh baik pada masyarakatnya.

Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus bisa  menentukan arah yang jelas bagi para anggotanya agar dapat mengoptimalkan kinerja tim sehingga berhasil mencapai tujuan bersama. Pemimpin minimal ia mampu memimpin dirinya sendiri, artinya ia mampu memegang kendali anggota tubuhnya.
Dalam kehidupan ini, kita dihadapkan pada pilihan tiga kriteria pemimpin, yaitu:

1.     Pemimpin yang cuek. Ia memiliki keyakinan bahwa anggotanya sudah memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya tanpa perlu diperintah. Kriteria pemimpin ini baik diaplikasikan pada masyarakat yang dewasa, artinya mereka bebas namun mengerti akan kewajibannya.

2.     Pemimpin yang otoriter. Ia yang memaksakan kehendak, perfeksionis dalam segala aspek, ketat mengontrol anggotanya dalam melaksanakan tugas kewajibannya, serta keras dalam menghukum anggotanya. Tipe pemimpin semacam ini mungkin cocok diterapkan pada masyarakat yang belum mengerti akan kewajibannya. Ialah mereka yang butuh bimbingan atau perintah dari pemimpin yang mengayominya.

3.     Pemimpin demokratik. Ia yang selalu bergerak bersama anggotanya dan ikut turun tangan memberdayakan anggotanya. Ia tak masuk kategori otoriter, tak juga kategori cuek masa bodo. Tipe ini tepat diterapkan untuk masyarakat yang terbuka, memiliki kesadaran akan kewajiban namun tak setara dengan masyarakat yang dewasa.

Poin penting yang harus digarisbawahi bagi para calon pemimpin masa depan, ialah how to life together. Berbekal attitude yang baik, dan kreatifitas maka pemimpin tersebut memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.

Pemimpin masyarakat harus siap menjadi pelayan. Ia harus mampu melayani, membimbing dan mengayomi masyarakat dengan baik. Mengingat amanat tanggung jawabnya yang berat, ia harus benar-benar  waspada, adil, bijak dalam bertugas dan mampu memberi teladan yang baik agar tak menimbulkan kesalahpahaman bahkan kecacatan di mata masyarakatnya.

 Jika tidak bisa memperoleh seluruh kriteria, janganlah meninggalkan keseluruhannya. Artinya, carilah pemimpin yang paling mendekati kriteria yang tersebut diatas. Bijaklah dalam menentukan pilihan, terutama memilih pemimpin. Apapun itu. (Maulida Husna)
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :