Empat Kelompok Manusia Penghancur Agama Islam




Empat Kelompok Manusia Penghancur Agama Islam

ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ุฌู„ูŠู„ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ูุถู„ ุงู„ุตูˆููŠ ุงู„ุฒุงู‡ุฏ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰:
"ุฐู‡َุงุจُ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ูŠَุฏِูŠ ุฃุฑุจุนุฉِ ุฃุตู†ุงู ู…ู† ุงู„ู†َّุงุณ: ุตِู†ูٌ ู„َุง ูŠุนْู…ู„ُูˆู†َ ุจِู…َุง ูŠุนู„ู…ُูˆู†َ، ูˆุตِู†ูٌ ูŠุนْู…َู„ُูˆู†َ ุจِู…َุง ู„َุง ูŠุนู„َู…ُูˆู†َ، ูˆุตِู†ูٌ ู„َุง ูŠุนْู…َู„ُูˆู†َ ูˆَู„َุง ูŠَุนู„َู…ُูˆู†َ، ูˆุตِู†ูٌ ูŠู…ْู†َุนُูˆู†َ ุงู„ู†َّุงุณ ู…ِู† ุงู„ุชَّุนَู„ُّู…ِ" ุงู†ุชู‡ู‰.

As-syekh Al-jalil Muhammad bin Al Fdhl As-sufi Az-zahid telah berkata:
"Runtuhnya Islam ada di tangan empat jenis manusia: (1). Manusia yang tidak mengamalkan ilmu, (2). Manusia yang beramal tanpa ilmu, (3). Manusia yang tidak beramal juga tidak berilmu, dan (4). Manusia yang menghalangi orang lain mempelajari ilmu".

Referensi:
- Miftah Daris Sa'adah wa Mansyuru Wilayah Al-ilmi wa Al-iradah, jilid: I/ hal: 160, karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah (w: 751 H), cet: Dar Al-kutub Al-ilmiyah, Beirut.

Penjelasan:
Jenis pertama: Memiliki ilmu namun tidak beramal, adalah orang yang sangat berbahaya bagi kalangan awam, sebab mereka akan menjadikannya argumentasi dalam setiap perilaku keliru mereka.

Jenis kedua: Rajin beribadah namun jahil (bodoh), orang pasti akan berbaik sangka terhadap ibadahnya, terhadap setiap kebajikannya lantas menjadikannnya panutan padahal dia atas kejahilan.

Kedua jenis di atas disebutkan oleh sebagain ulama salaf dalam sebuah ungkapan yang masyhur:

ุงุญْุฐَุฑُูˆุง ูِุชْู†َุฉَ ุงู„ْุนَุงู„ِู…ِ ุงู„ْูَุงุฌِุฑِ، ูˆَุงู„ْุนَุงุจِุฏِ ุงู„ْุฌَุงู‡ِู„ِ؛ ูَุฅِู†َّ ูِุชْู†َุชَู‡ُู…َุง ูِุชْู†َุฉٌ ู„ِูƒُู„ِّ ู…َูْุชُูˆู†ٍ

Jauhilah fitnah orang alim yang jahat dan ahli ibadah yang jahil; sebab fitnah keduanya merupakan fitnah yang paling berbahaya bagi setiap orang

Jenis ketiga: Tidak berilmu juga tidak beramal, mereka tak ubahnya seperti binatang liar.

Jenis keempat: Agen-agen Iblis di muka bumi, mereka adalah orang-orang yang menghalangi manusia dari menimba ilmu dan memperdalam agama, bagi manusia mereka lebih berbahaya ketimbang setan dari kalangan jin, mereka memalingkan hati dari petunjuk Allah dan jalan untuk menggapainya.

Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :