"Ngurus Sampah Lebih Manfaat daripada Ngurus Pilkada DKI"


AIC-Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, di Jakarta, Selasa (26/9) menegaskan, permasalahan sampah menarik dibahas daripada politik.

"Ngurusi sampah lebih bermanfaat daripada ngurusi Pilkada DKI. Siapa pun yang jadi biarkan saja, sampah ini harus ada yang mengurus," ujar alumni Pesantren Lirboyo lagi.

Pimpinan Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdalatul Ulama (PP LPBINU) menggelar Gerakan Nusantara Bebas Sampah 2020, di halaman kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

"Saya mengapresiasi upaya LPBI NU yang menyelenggarakan gerakan peduli lingkungan bersih seperti ini," kata Kiai Said lagi.

Apresiasi senada juga disampaikan Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tuti Hendrawati Mintarsih. Bahkan, pihaknya berencana menjalin kerja sama lebih intensif dengan LPBINU. 

Bekerja sama dengan NU, kata Kiai Said, biasanya menghasilkan hal positif. Contohnya pelaksanaan program KB pada masa Orde Baru yang sempat tersendat akhirnya cukup sukses setelah para kiai bersuara melalui forum kajian kitab kuning Bahtsul Masail. 

"Jadi Insyaallah, setiap kerja sama dengan NU juga tidak ada tendensi politik. Tapi murni untuk kebaikan," pungkas Kiai Said.

Kali ini LPBINU mengampanyekan Gerakan Nusantara Bebas Sampah 2020 melalui pemberdayaan sampah plastik bernama ecobrick, yakni program daur ulang sampah plastik berupa bekas botol minuman mineral untuk menjadi semacam “batu bata”. Kumpulan botol yang dipadati sampah-sampah plastik ini lantas dibentuk dan dimanfaatkan menjadi sejumlah barang, seperti furnitur, pagar taman, dinding, panggung, dan lain-lain.



Pemberdayaan sampah plastik lewat metode ecobrick merupakan kelanjutan dari program LPBINU sebelumnya, Gerakan Ubah Sampah Jadi Berkah, yang memanfaatkan barang-barang bekas menjadi berbagai macam benda kerajinan, seperti lukisan, tas, ornamen, pot bunga, dan lain-lain. (RED)
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :