Syamsuri: Remaja Muslim Generasi Terancam

Asshiddiqiyah

AIC(JKT)
      Remaja muslim adalah generasi yang terancam punah. Hal ini diungkapkan Drs. H. Syamsuri, MM saat menghadiri acara Rapat Kerja (Raker) II Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jakarta Barat di Gedung Pendopo Lt.2 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat, Sabtu (28/05/16).
       Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kasi Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren (PD Pontren)  itu mengutarakan keresahannya terhadap pendidikan Islam di masa mendatang. Ia menilai bahwa semakin hari tantangan terhadap pendidikan Islam semakin berat. “Jangankan maju, bisa bertahan saja syukur” ujarnya.
       Selanjutnya, beliau mengatakan bahwa Madrasah Diniyah adalah pondasi keagamaan bagi bangsa ini. Sementara perang pemikiran antara pemikiran dunia dan pemikiran agama terus berkecamuk. Anak-anak kita megalami kebingungan untuk menentukan yang hak dan yang bathil. “Keresahan ini menjadi tanggung jawab moral bagi kita selaku pendidik”. Tutur Syamsuri.
       Dalam data statistik kependudukan, kata beliau, tidak ditemukan data tentang agama sejak 2011. Mereka sengaja menyembunyikan data tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu, Mendagri, Tjahjo Kumolo mengutarakan penghapusan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP).
       Lebih jauh beliau mengatakan bahwa Kristenisasi berpusat di Jakarta Barat. Kampung-kampung Islam mulai digusur, sementara gereja-gereja tumbuh subur di berbagai sudut. Saat ini ada sekitar 80 titik yang menjadi target penggusuran oleh Pemda DKI. Salah satunya adalah makam keramat Luar Batang. “Kalau sampai Makam Luar Batang berhasil digusur, kiamat sudah Jakarta”. Sambungnya.
       Saat ini kita dipertontonkan dengan ketidakadilan, namun kita tidak berdaya. Pada masa orde baru, penduduk muslim Indonesia sebesar 89%, data terakhir menurun menjadi 73 %. kita tidak ingin seperti Singapura atau Spanyol, menjadi minoritas di negri sendiri. Dahulu singapura mayoritas berpenduduk muslim, namun sekarang muslim menjadi minoritas, begitu juga Spanyol, hanya bangunan peninggalan sejarah yang tersisa.
      Sebelum menutup sambutannya, Ust. Syamsuri berpesan kepada peserta Raker, jika ingin masyarakatnya berkah, maka pilihlah pemimpin muslim. Non muslim mungkin bisa mengurus Negara, tapi sulit untuk mendatangkan berkah.
       Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPW FKDT DKI, Ust. Nuruddin, S.Ag mengkritik kinerja pengurus cabang FKDT Jakarta barat yang dinilai mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari kurang aktifnya pengurus dalam berbagai acara. Evaluasi organisasi juga luput dari pembahasan dalam raker tersebut. Beliau menyarankan kepada seluruh pengurus dan Kepala Sekolah Madrasah Diniyah agar selalu hadir dalam setiap undangan, sebagai salah satu bentuk keseriusannya dalam mengemban amanah. (Rumadie)









Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :