Pelantikan Pramuka Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Asshiddiqiyah

                

Pramuka Penegak dan Penggalang pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta resmi dilantik pada hari sabtu (7/05/16) di gunung Pulosari Pandeglang, Banten. 

Kegiatan ini diisi dengan perkemahan yang diikuti oleh 24 peserta, terdiri dari 15 anggota pramuka dan 9 kakak pembimbing. Ka Rezky Fitradi, selaku Pembina pramuka Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mengatakan bahwa kegiatan pramuka merupakan sarana untuk membuktikan sekaligus menerapkan teori-teori yang telah kita pelajari dalam kelas, terutama dalam aspek pengembangan karakter atau ahklak mulia santri.

Para peserta tiba di kaki Gunung Pulosari pada jum’at siang (6/05) dilanjutkan dengan pendirian tenda oleh masing-masing regu. Mereka dengan cekatan melaksanakan tugasnya masing-masing sehingga dalam waktu singkat tenda telah berdiri kokoh di tempat tersebut.

Selanjutnya, para peserta melaksanakan uji SKU dan wawancara psikologi pedesaan. banyak informasi yang mereka dapatkan ketika melakukan kegiatan wawancara tersebut. Maria Qibtiya, salah satu peserta pelantikan mengaku memperoleh informasi yang sangat menarik. “Beberapa minggu lalu ada seorang pendaki yang meninggal tersambar petir karena ketika hujan turun si korban sedang mainan hp” tutur santriwati yang duduk di kelas X Madrasah Aliyah tersebut.

AsshiddiqiyahPeserta lain menceritakan bahwa seorang pendaki pernah tersesat di gunung tersebut. Dan bertemu seorang kakek yang tak dikenal. Kakek tersebut meminta agar ayah korban menyembelih seekor kambing di puncak gunung Pulosari. Setelah melaksanakan wasiat dari kakek tersebut, korban dapat kembali dengan selamat.

Pada awalnya, gunung dengan ketinggian 1346 Mdpl tersebut tidak terorganisir. Namun setelah banyaknya peminat yang ingin mengunjungi tempat tersebut, maka pemerintah daerah pada tahun 2003 meresmikan Gunung Pulosari sebagai salah satu wisata alam di Pandeglang, Banten.

Kesokan harinya, seluruh peserta diwajibkan mengikuti hiking  ke tiga destinasi yang menempuh jarak 3 km dengan jalan terjal dan berbatu. Destinasi tersebut adalah Air Terjun Putri, Kawah dan Puncak Gunung Pulosari. Kekuatan fisik mereka diuji dalam kegiatan tersebut. Capek, lelah, lesu serta dahaga menjadi teman perjalanan mereka.  Meski demikian, semangat mereka terus membara. Vica Vikriah, salah satu peserta hiking mengaku senang dengan kegiatan tersebut “Capek sih tapi seneng banget bisa ikutan kegiatan ini” ujar gadis berkulit putih tersebut kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, mereka tiba di Kawah Gunung Pulosari. Salah satu destinasi dengan batuan berasap yang diselimuti aroma belerang. Sebagian dari mereka mengakhiri petualangannya sampai di situ. sedangkan yang lain masih tetap bersemangat melanjutkan perjalananya hingga ke titik tertinggi Pulosari.

AsshiddiqiyahPerjalanan dari kawah ke puncak jauh lebih menantang. Jurang terjal dan bebatuan setiap saat mengancam siapa saja yang melewatinya. Namun sesulit apapun perjalanannya, anak-anak pramuka selalu dapat mengatasinya. Mereka berhasil mencapai puncak dengan selamat. Alizia, satu-satunya peserta wanita yang berhasil menaklukkan Pulosari merasa bangga dengan jerih payahnya. “Akhirnya saya berhasil mencapai puncak tertinggi Pulosari” ujar santriwati asal Bekasi itu.

Sementara itu, pelantikan dilaksanakan tepat di bawah Air Terjun Putri. Sebelum acara dimulai, para anggota pramuka mendapat hukuman berupa push up di bawah genangan air terjun sebanyak 35 kali. Hukuman tersebut diberikan karena mereka sengaja menyiram kakak pembina, Ka Rezky Fitradi. Selanjutnya prosesi dilaksanakan dengan penyematan tanda penggalang dan penegak di pundak peserta. Agenda ditutup dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan dimasa datang. (Rumadie)

Asshiddiqiyah





Asshiddiqiyah



Asshiddiqiyah



Asshiddiqiyah



Asshiddiqiyah


Asshiddiqiyah


Asshiddiqiyah




Asshiddiqiyah

         




 

Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :