DINDING SANTRI KULIAH DAN MENGAJI



AIC(JKT)
Di gedung ini, para santri Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta setiap hari menimba dan memperdalam ilmu pengetahuan. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NTB, Kalimantan, Lampung, Sumatera Selatan, Riau dan wilayah lainnya di Indonesia. Mereka belajar disini dengan beasiswa dari Pondok Pesantren Asshidiqiyah untuk menghasilkan generasi penerus dakwah Islam yang tidak hanya ahli dalam bidang agama tapi juga kemampuan yang lainnya.



Menjalani keseharian sebagai santri dan mahasiswa membuat aktifitas mereka semakin padat. Dimulai dari sebelum subuh, santri putra Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta secara bergiliran memimpin istighotsah rutin yang dilaksanakan setiap hari.
 Menyambut pagi dengan jadwal perkuliahan yang telah ditentukan, menimba ilmu pada para dosen yang ahli di bidangnya. Dengan jurusan Fiqih wa Ushuluhu, para santri memperdalam hukum-hukum dalam Islam dan ilmu-ilmu pendukungnya. Ilmu bahasa menjadi salah satu yang penting dalam hal ini, di antaranya Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang sangat mendukung dalam mensyiarkan ilmu tentang Islam yang telah dimiliki. Setelah waktu sholat asar tidak disia-siakan tapi diisi dengan mata kuliah tambahan atau pengkajian kitab kuning karena itu adalah waktu yang sangat baik untuk belajar. Pada malam hari, para santri memperdalam Al Qur’an, ada yang telah berhasil menghafalkan 30 juz dan banyak yang masih dalam proses menghafal. Kegiatan ekstrakurikuler juga dilaksanakan agar para santri lebih aktif, seperti Pramuka dan Jurnalistik yang sedang dirilis. Para santri juga melakukan diskusi ilmiah setiap minggunya untuk membahas pelaksanaan hukum fikih dalam kehidupan sehari-hari dengan kitab Fatkhul Qorib sebagai acuan utama namun tidak menutup kemungkinan dengan mencari sumber yang lebih luas.


Dengan banyaknya kegiatan, para santri berusaha untuk menghasilkan yang terbaik dengan membagi waktu yang singkat dalam kesehariannya. Mereha harus lebih teratur mebagi waktu untuk belajar, beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT, melaksanakan kewajiban dan tugas-tugas yang diberikan oleh para dosen, beristirahat dan waktu berolahraga untuk menyegarkan fikiran. Hal ini dilakukan agar mereka bisa mencapai apa yang mereka inginkan dan mempersembahkan yang terbaik pada pesantren yang telah mendidik mereka. (Laila F.)
Share on Google Plus

About Rumadie El-Borneo

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :