RIBUAN SANTRI Asshiddiqiyah Jakarta Gelar Salat Gerhana Matahari

AIC(JKT) 09, Maret 2016


Ribuan santri dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta melaksanakan shalat gerhana matahari di lantai utama masjid Baitul Makmur rabu pagi (9/03/2016). Selain itu, jamaah yang berasal dari masyarakat sekitar Kedoya Jakarta Barat juga ikut hadir dalam pelaksanaan tersebut.
Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah juga turut hadir di tengah-tengah mereka. Sementara imam dipimpin oleh Ust. Imam Syafi’I, S.Pd.I, salah satu pimpinan di pondok pesantren Asshiddiqiyah yang sekaligus merangkap menjadi khotib.
Acara dimulai pukul 07.00 WIB yang diawali dengan membaca istighfar bersama-sama, memohon ampunan dari Allah Swt. kemudian dilanjutkan dengan shalat Kusuf serta shalat dhuha.
 Takmir Masjid Baitul Makmur, Ust. Amiruddin, telah memberikan arahan kepada para jamaah tentang tata cara shalat gerhana matahari beberapa waktu sebelumnya, sehingga acara dapat berjalan dengan lancar. Kekompakan juga terlihat dari busana yang dikenakan para santri serba putih. 
Dalam khutbahnya, khotib menyampaikan pesan kepada para jamaah tentang fenomena langka yang terjadi setiap 350 tahun sekali ini. “Meskipun matahari adalah makhluk yang sangat kuat, sinarnya dapat membakar apa saja yang ada di dekatnya, namun matahari juga bisa redup saat gerhana seperti saat ini. Ini menandakan bahwa makhuk sekuat apapun akan mengalami kematian” Ujar Ust. Imam Syafi’i. kemudian beliau menukil firman Allah dalam Alqur’an   كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۗ  “Bahwa segala yang bernyawa pasti akan mati”.


Beliau juga mengingatkan lima perkara yang sering dilupakan oleh manusia yaitu ingat masa mudamu sebelum datang masa tuamu, ingat masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, ingat waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, ingat waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, ingat masa hidupmu sebelum datang matimu. 

Orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan manca negara berbondong-bondong datang ke palangkaraya, ternate, palu dan daerah sekitarnya untuk sekedar menyaksikan gerhana matahari total (GMT), apakah kita para santri sebagai pelopor religi juga akan menonton? tentu tidak”.  Tutur khotib ditengah-tengah khutbahnya. 

“Nabi Saw bersabda : ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا Jika melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah”. Sambungnya.

Khotib menutup khutbahnya dengan membacakan sebuah hadits yang artinya “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu. (Rumadi).

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :